Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Padahal, data produksi pangan cukup melimpah demikian pula harga dari sumber produksinya pun stabil saja, akan tetapi saat sampai di pasar-pasar tradisional dan ritel di Ibu Kota justru harganya melonjak sangat tinggi.
"Senin pagi kemarin saya diminta mengevaluasi data harga bawang merah. Kami cek di sumber produksi di Brebes, harganya Rp 26.000-28.000 per kilogram-nya, tapi di pasar ritel Jakarta sampai Rp 52.000/kg. Artinya, something is wrong," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono dalam Focus Group Discussion virtual bertajuk Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi COVID-19, Rabu (22/4/2020).
Demikian pula dengan harga bahan pangan pokok lainnya seperti daging ayam hingga beras juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
"Begitu juga harga ayam, harga di tingkat peternak mandiri anjlok hingga Rp 10.000 per kilogram. Namun, ayam karkas di pasar tradisional masih dihargai lebih dari Rp30.000 per kilogram. Sama juga beras. Data prediksi produksi kita bulan April-Mei 2020 sekitar 11-12 juta ton. Tapi, kenapa di pasar harga cenderung meningkat?" tambahnya.
Dia menyadari bahwa permasalahan seperti ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Kementerian Pertanian. Menurutnya, perlu sinergitas dari para pemain baru seperti generasi milenial yang diharapkan mampu membawa perubahan. Sebab, bukan hanya saja kecukupan pangan yang dibutuhkan masyarakat saat ini namun juga butuh stabilitas harga dan akses pangan yang dapat dijangkau dengan mudah.
"Adanya perbedaan harga yang tinggi membutuhkan solusi tepat dan diharapkan bisa dipecahkan oleh para generasi milenial," tandasnya.(dtf)