Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Penerimaan dari sektor migas diproyeksi akan anjlok karena terdampak virus Corona. Dengan asumsi harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) US$ 38 per barel, maka penerimaan migas menjadi US$ 19,95 miliar.
"Apabila diasumsikan ICP menjadi US$ 38 untuk satu tahun maka kita outlook kemungkinan US$ 19,95 miliar dengan perkirakan government share US$ 6,7 miliar, cost recovery US$ 9,11 miliar dan contractor share US$ 4,15," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam rapat dengan Komisi VII, Selasa (28/4/2020).
"Sementara analisa kami dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan posisinya akan seperti ini," imbuhnya.
Dwi menjelaskan, dalam APBN ICP dipatok US$ 63 per barel. Dari situ, penerimaan migas diproyeksi mencapai US$ 32 miliar.
Jumlah itu terdiri jatah pemerintah (government share) US$ 14,46 miliar, cost recovery US$ 10,02 miliar dan kontraktor US$ 7,6 miliar.
Sementara, realisasi pada kuartal I dengan ICP US$ 53,02 per barel ialah pendapat migas US$ 6,39 miliar.
"Dan ketika triwulan I masih US$ 53 per barel kami lapor gross revenue US$ 6,39 miliar di mana goverment share US$ 2,94 miliar, cost recovey US$ 2,41 miliar, dan contractor share US$ 1,05 miliar," terangnya.(dtf)