Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Korea Selatan (Korsel) resmi masuk jurang resesi menyusul Singapura. Salah satu industri yang menopang ekonomi negara tersebut adalah musik dan film atau lebih dikenal dengan K-Pop dan K-Drama.
Namun banyaknya penggemar K-Pop dan K-Drama di belahan dunia nyatanya tidak bisa membantu perekonomian Korsel selamat dari resesi.
Berdasarkan catatan detikcom, industri hiburan Korsel sejak pandemi virus Corona memang seakan berhenti. Sejumlah konser, baik di dalam maupun luar negeri batal digelar.
Menurut Dewan Perfilman Korea, pengunjung bioskop di Korsel telah berkurang drastis selama pandemi. Hal itu membuat beberapa film memutuskan untuk batal tayang.
Untuk diketahui, salah satu penggerak ekonomi terbesar Korsel adalah ekspor. Dengan adanya pembatasan sosial di berbagai negara seperti ini, nilai ekspor Korsel anjlok 16,6% atau menjadi yang terparah sejak 1963. Impornya juga turun 7,4%.
Direktur Bank of Korea, Park Yang-Soo mengatakan kondisi perekonomian Korsel memang sudah menurun sejak 2017. Ditambah lagi goncangan dari virus Corona yang membuat kuartal II terperosok ke -3,3% dan sebelumnya kuartal I turun hingga -1,3%.
"Ekonomi Korea Selatan telah turun sejak 2017 dan guncangan virus Corona mempercepat perlambatan ekonomi," tuturnya dikutip dari Asia Nikkei, Kamis (23/7/2020).
Resesi juga terjadi sejalan dengan rencana Presiden Korsel, Moon Jae-In yang menaikkan pajak properti dan penjualan untuk menekan harga rumah, terutama di Seoul. Hal ini membatasi ruang gerak Bank of Korea untuk melonggarkan kebijakan perbankan.
Padahal, Gubernur Bank of Korea Lee Ju-Yeoul mengatakan pentingnya memberikan aliran likuiditas ke sektor-sektor produktif. Hal itu akan membantu dunia usaha kembali beroperasi.
"Yang paling penting adalah kami memiliki banyak tempat produktif yang dapat menarik investasi," imbuhnya. dtc