Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (kode emiten PGLI) mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 19,807 miliar pada tahun 2019 atau turun jika dibandingkan perolehan pendapatan tahun 2018 yang mencapai Rp 22,216 miliar. Namun laba bersih perseroan justru meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur yang juga Corporate Secretary PGLI, Linda Sari, mengatakan, total pendapatan tersebut bersumber dari bisnis hotel, restoran, dan bake house. "Total pendapatan yang diperoleh sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 19,807 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 5,395 miliar," ujarnya dalam public expose di Medan, Senin (27/7/2020). Public expose tersebut juga dihadiri oleh Presiden Direktur, Nicholas Spassky Hutapea dan Presiden Komisaris, Nelson Sihotang, secara online serta para pemegang saham PGLI.
Linda Sari yang didampingi Hendry Wigin selaku Direktur PGLI, mengatakan, sepanjang tahun 2019, operasional restoran menghasilkan pendapatan sekitar Rp 7,7 miliar, naik tipis 1,34% jika dibandingkan tahun 2018 yang sekitar Rp 7,6 miliar. Pendapatan hotel tersebut diperoleh dari pendapatan kamar sekitar Rp 6,3 miliar atau turun 1,12% dari tahun sebelumnya yang sekitar Rp 6,4 miliar serta pendapatan makanan dan minuman sekitar Rp 1,4 miliar.
"Sepanjang tahun 2019, manajemen tetap berupaya meningkatkan kinerja dari usaha hotel dengan melakukan berbagai terobosan pemasaran, pelayanan dan perbaikan menu-menu restoran. Peningkatan kualitas fasilitas umum hotel dan restoran juga terus dilakukan. Peningkatan kualitas pelayanan dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus," tuturnya.
Linda Sari mengatakan, selain dari operasional hotel, PGLI juga mencatatkan pendapatan dari operasional restoran sekitar Rp 6,9 miliar. Namun pendapatan tersebut turun cukup dalam 34,9% jika dibandingkan dengan perolehan pendapatan tahun 2018 yang mencapai Rp 10,6 miliar. Penurunan ini disebabkan karena anak usaha perusahaan yakni PT Boga Abadi Prima, menutup outlet di pusat perbelanjaan yang kurang strategis.
Namun perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan yang cukup signifikan dari bisnis bake house, yakni mencapai sekitar Rp 5,2 miliar atau meningkat 33,33% dari perolehan tahun 2018 yang masih sekitar Rp 3,9 miliar. Peningkatan pendapatan ini tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan manajemen, baik berupa inovasi produk maupun melalui strategi pemasaran yang dilakukan.
Linda Sari mengatakan, dari ketiga lini bisnis tersebut, PGLI berhasil mencetak pendapatan sekitar Rp 19,807 miliar atau turun dari tahun 2018 yang sekitar Rp 22,216 miliar. Sedangkan laba bersih tahun berjalan yang diperoleh sekitar Rp 5,395 miliar atau meningkat dari perolehan laba tahun 2018 yang sekitar Rp 4,3 miliar. "Meningkatnya perolehan laba ini didukung berbagai langkah strategis yang dilakukan perseroan, di antaranya dengan melakukan inovasi serta menekan berbagai biaya," ujarnya.
Untuk tahun ini, bisnis perseroan terdampak oleh pandemi virus corona atau COVID-19. Hal ini juga dialami oleh pebisnis lainnya di mana pandemi COVID-19 telah memengaruhi kegiatan dunia usaha. "Kita harus tetap optimis, meskipun kita prediksi pendapatan akan menurun sampai 50%. Namun kita bisa mengcover dengan upaya yang lain seperti membukukan pendapatan dari transaksi online, membuat berbagai inovasi dan melakukan efisiensi biaya," jelasnya.
Di antaranya dengan membuat menu-menu baru yang diperkirakan dapat menarik minat masyarakat, meluncurkan produk makanan simpel dalam kemasan, dan menggandeng aplikator transportasi online untuk pengantaran makanan dan minuman.
Sedangkan untuk bisnis hotel yang juga sangat terdampak pandemi COVID-19 ini, pihaknya melakukan berbagai upaya. Di antaranya dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa hotel yang dikelola PGLI menerapkan protokol kesehatan sesuai yang ditetapkan pemerintah serta melakukan langkah lainnya. "Adanya penerapan protokol kesehatan ini diharapkan dapat membuat masyarakat percaya dengan hotel yang kami kelola. Di samping itu, kami juga berharap regulasi-regulasi yang dibuat pemerintah dapat kembali menggairahkan bisnis perhotelan di Sumut dan khususnya di Kota Medan," tuturnya.