Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sempat terkatung-katung tak jelas setahun ini, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, terus memutar otak bagaimana agar Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 4.800 Megawatt (MW) terbangun di Batubara, Provinsi Sumut.
Ia mengisahkan tidak tercapainya Plan A yaitu membangun PLTGU dengan menjual dayanya ke PLN melalui skema RUPTL tidak tercapai. Kemudian dipilih Plan B, yakni dengan menjual daya ke investor atau perusahaan.
Tercapainya Plan B yang sekaligus menjadi titik terang pembangunan PLTGU bernilai investasi Rp 100 triliun itu, adalah setelah melalui perjuangan dan proses yang panjang. Hingga Presiden RI, Joko Widodo, kata Gubernur Edy, telah ditemuinya.
Mengapa Edy ngotot PLTGU itu dibangun?, adalah karena akan masuk 250 investor dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. "Bagaimana mereka mau berinvestasi kalau daya listrik tak cukup," kata Gubernur Edy.
Ia mengatakan itu pada penandatangan kesepakatan kerja (MoU) antara Pemprov Sumut melalui Gubernur Edy dan PT Hanlim Power Energy melalui CEO, Paul Han R Lee dari Korea Selatan di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Rabu (26/08/2020).
Masuknya investor ke Batubara yakni di Kawasan Industri Kuala Tanjung dan di Simalungun yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, akan membuka lapangan kerja dan menumbuhkan perekonomian. "Sehingga rakyat sejahtera," tambah Edy.
It juga berarti, kata Edy, PLTGU Batubara akan mendukung berkembangnya kawasan Industri Kuala Tanjung dan KEK Sei Mangke. Dan selain itu, di Batubara ada Pelabuhan Kuala Tanjung yang merupakan pelabuhan hub internasional.
Tak hanya itu, Pertamina rencananya juga mengembangkan usaha bisnis di luas lahan yang ditarget 12.000 ha, yang total investasinya, kata Edy, mencapai Rp 1.000 triliun. Artinya PLTGU itu mendukung dunia usaha di sana karena daya listrik di Sumut tidak cukup untuk memenuhi itu.
"Sehingga kehadiran PLTGU ini menjadi sangat penting untuk mendukung operasional dunia usaha di sana. Tak ada gunanya investasi kalau tak ada listrik. Tapi ini (PLTGU) bukan untuk Edy, tapi untuk kesejahteraan masyarakat Sumut," ungkapnya.
Gubernur Edy Rahmayadi juga mengatakan PLTGU yang murni dibiayai investor Hanlim itu, dibangun melalui 3 tahap. Tahap pertama 2 x 800 MW dimulai direncanakan mulai 5 Januari 2021. Kemudian berlanjut ke tahap dua dan tahap tiga masing-masing 2x800 MW dibangun secara paralel.
"Saya nanti habis masa jabatan gubernur 5 September 2023, PLTGU tiga tahap ini siap dibangun semua. Ini bukan untuk Edy Rahmayadi, tetapi untuk kesejahteraan masyarakat Sumut," sebutnya.
Kembali kisah perjuangan Edy menggolkan PLTGU itu, dikisahkannya juga bahwa awalnya Sumut didatangi 50 investor menjajaki investasi. Namun akhirnya hengkang dan memilih Majalengka, Jawa Barat.
Mengapa hengkang?, adalah karena energi listrik tak tersedia. Tapi Edy berusaha meyakinkan investor dengan akan adanya pembangunan PLTGU 4.800 MW di Batubara.
Berbagai upaya dilakukan agar PLTGU itu bisa dibangun. Ia menghadap Menteri BUMN dan Direktur PLN. Ia meminta agar pembangunan PLTGU itu disetujui dan masuk dalam RUPTL. "Semua gagal," sebut Edy.
Namun Edy Rahmayadi tidak menyerah. Segala upaya kembali dilakukannya, hingga menemui Presiden RI, Joko Widodo. "Dari koordinasi sana-sini, akhirnya saya putuskan adalah Plan B, membangun PLTGU dimana dayanya dijual ke dunia usaha, bukan ke PLN," sebut Edy lagi.