Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Para peneliti kembali mencetak rekor baru untuk kecepatan internet di dunia. Kecepatannya tembus 178 terabit per detik (Tbps), memungkinkan kamu mendownload 1.500 film beresolusi 4K dalam satu detik.
Atau dapat pula download game yang dijuluki sebagai yang terberat di dunia, Microsoft Flight Simulator 2020, dengan ukuran 2 juta GB dalam 12 detik. Gokil ya detikers!
Adalah tim peneliti dari University College London (UCL), KDDI Research dan Xtera yang mencetak rekor baru itu. Kecepatan internet yang mereka catatkan sekitar seperlima lebih cepat dari rekor sebelumnya 150,3 Tbps yang dibuat oleh tim peneliti di Jepang, dan kira-kira dua kali lebih cepat dari internet terbaik yang tersedia saat ini di dunia.
Untuk mencapai rekor kecepatan transmisi ini, tim menggunakan rentang panjang gelombang (warna cahaya) yang jauh lebih luas daripada yang biasanya digunakan untuk mengirimkan data. Sistem ini menggunakan bandwidth 16,8 terahertz (THz), empat kali lipat 4,5 THz yang digunakan oleh sebagian besar infrastruktur jaringan saat ini di dunia. Peningkatan bandwidth juga membutuhkan peningkatan daya sinyal, dan beberapa teknik amplifikasi yang berbeda digabungkan dalam pengujian ini.
Menurut para ilmuwan di balik proyek tersebut, ini mungkin bukan sekadar eksperimen laboratorium. Teknologi yang digunakan untuk mencapai rekor 178 Tbps dapat ditambahkan ke pipa serat optik yang ada dengan relatif mudah.
Internet saat ini dibangun di atas jalur serat optik yang menggunakan amplifier untuk mencegah sinyal cahaya menurunkan jalur transmisi data. Menambahkan teknologi baru ke amplifier yang ada, berjarak sekitar 40-100 km (25-62 mil), akan membutuhkan sebagian kecil dari pengeluaran yang diperlukan untuk mengganti serat yang sebenarnya.
"Meskipun interkoneksi pusat data cloud terkini mampu mengangkut hingga 35 terabit per detik, kami bekerja dengan teknologi baru yang memanfaatkan infrastruktur yang ada dengan lebih efisien, memanfaatkan bandwidth serat optik dengan lebih baik dan memungkinkan kecepatan transmisi rekor dunia 178 terabit per detik, " kata Dr Lidia Galdino, pemimpin penelitian dari Departemen Teknik Listrik dan Elektronika UCL seperti dikutip dari Science Alert.
Pandemi COVID-19 telah memaksa banyak orang untuk bekerja dan bersosialisasi lewat internet daripada bertatap muka langsung. Kondisi ini membuat kebutuhan akan kecepatan internet yang lebih cepat dan bandwith yang lebih besar menjadi topik yang lebih populer.
"Terlepas dari krisis COVID-19, lalu lintas internet telah meningkat secara eksponensial selama 10 tahun terakhir dan seluruh pertumbuhan permintaan data ini terkait dengan penurunan biaya per bit," kata Galdino.
"Perkembangan teknologi baru sangat penting untuk mempertahankan tren ini menuju biaya yang lebih rendah sambil memenuhi permintaan kecepatan data di masa depan yang akan terus meningkat, dengan aplikasi yang belum terpikirkan yang akan mengubah kehidupan masyarakat," pungkasnya.(dtn)