Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Labura. Pasangan Darno - Haris Muda Siregar, MM (HMS) yang akan maju pada pemilihan Bupati/Wakil Bupati Labuhanbatu Utara (Labura) yang akan digelar pada 9 Desember mendatang, telah mendapatkan dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (5 kursi), Partai NasDem (3 kursi) dan Partai Demokrat yang memiliki (1 kursi) di DPRD Labura.
Duet pasangan dengan jargon "Bijak Mesra" ini dinilai memiliki keunggulan yang tidak dimiliki bakal pasangan calon lainnya. Sebagaimana diketahui, Darno, yang sebelumnya berpangkat Kapten Infanteri, pernah menjabat sebagai Danramil selama 13 tahun. Putra Labura kelahiran Dusun III Desa Bandarlama, Kecamatan Kualuh Selatan ini pernah menjabat sebagai Danramil 03/Blangkejeren Kodim 0113/Gayo Lues Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Darno diketahui satu-satunya bakal calon yang berlatar belakang TNI. Di Labura tidak ada bakal calon yang berlatar belakang Polri.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), Arifin Nur Cahyono, kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (10/9/2020) menilai bahwa calon kepala daerah yang berlatar belakang TNI atau Polri memiliki keunggulan tersendiri di mata masyarakat.
"Banyak calon kepala daerah yang akan maju berasal dari TNI dan Polri. Calon kepala daerah (cakada) yang berlatar belakang TNI dan Polri memiliki keunggulan tersendiri di mata masyarakat. Masyarakat menganggap cakada yang berasal dari TNI dan Polri memiliki kewibawaan yang lebih tinggi dari pada calon yang berasal dari sipil. Cakada dari TNI/Polri dianggap berwibawa, tegas dan matang dalam kepemimpinan," kata Arifin.
Sebagai pengamat, lanjut Arifin, saya melihat kalangan perempuan sangat suka dengan cakada yang berasal dari TNI dan Polri. dan tentu saja inilah keunggulan terbesar karena rata rata pemilih perempuan berjumlah hampir sama dengan laki laki.
"Tapi cakada dari TNI Polri juga memiliki 'kelemahan'. Cakada dari TNI dan Polri lebih membutuhkan 'kampanye' ekstra di kalangan pemilih milenial. Biasanya terjadi kekakuan dalam menggaet suara milenial," katanya.
Menurut Arifin, tentu saja faktor penentu dalam memenangkan pilkada bukanlah cuma latar belakang. Popularitas cakada harus tinggi dan didorong dengan teknik kampanye yang dapat menjangkau semua kalangan.
Hal yang sama juga dikatakan Anggra Prasetya Ritonga yang pernah menjabat Direktur Ikama Leadership Institute (ILI). Menurutnya, elektabilitas Darno pada pilkada labura 2020 dinilai cukup tinggi dibanding calon lainnya.
"Konon berdasarkan hasil survey, elektabilitas Darno berada di posisi runner up di bawah HYS. Darno sendiri berpotensi besar menyalip HYS di urutan pertama jika 4 hal yang menjadi kelemahan Darno dapat dievaluasi atau dioptimalkan," kata Anggra.
Ia menjelaskan, keempat hal yang mesti dievaluasi Darno-HMS agar berpotensi menang yakni peran HMS untuk ditingkatkan, sosialisasi melalui medsos, branding, dan blusukan. Menurutnya, HMS populer di media sosial, namun kepopuleran di dunia nyata juga tidak kalah penting dan perlu ditingkatkan. Popularitas tidak sama dengan elektabilitas.
"Politisi muda yang satu ini (HMS) sudah layak menjadi salah satu inspirasi buat kaum milenial. Percaya diri dan berani mendobrak. Bagaimana tidak? Mencalon legislatif saja dia tidak pernah, tapi dia sudah berani berspekulasi di pilkada Labura 2020 sebagai balon wabup di usia yang masih muda. Kisaran 30 tahun. HMS diplot untuk merangkul kaum muda. Dia bersama timnya sangat menguasai medsos dengan isu-isu seksi. Selain itu HMS/tim berhasil menjual imege sebagai calon wabup dari kalangan milenial," jelasnya.