Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Labuhanbatu. Tidak seperti di Malaysia, di Indonesia rasanya tidak banyak tokoh Tionghoa yang berminat terjun ke dunia politik. Alasannya mungkin karena persentase etnis Tionghoa di negeri ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan negeri tetangga tersebut. Jika di Indonesia, populasi etnis Tionghoa hanya berada di kisaran angka 1,2% (sensus 2010) maka di Malaysia angka tersebut berada di kisaran 22%.
Dengan jumlah seperlima dari total jumlah penduduk Malaysia, maka tak heran jika etnis Tionghoa ikut berperan dalam dunia perpolitikan. Buktinya adalah tetap eksisnya kursi Partai MCA (Malaysian Chinese Association) di parlemen Malaysia. Selain itu, kita tentu sering mendengar nama-nama Tionghoa, yang menduduki jabatan-jabatan publik (jabatan politik) di seantero Malaysia.
Selain karena persentase populasi yang relatif kecil, kebijakan di masa lalu juga sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi sekarang. Kebijakan yang cenderung menjauhkan etnis Tionghoa dari lingkungan aparatur negara, membuat mayoritas penduduk etnis Tionghoa memilih fokus terjun ke dunia usaha.
Dunia yang sifatnya sangat bertolak belakang dengan dunia politik. Kenapa dikatakan demikian?
Karena dunia politik adalah dunia yang bersifat dinamis (naik-turun). Perubahan bisa sangat cepat terjadi, bahkan sering datang tanpa diduga-duga. Selain itu pertimbangan yang diambil pun, kerap berdasarkan unsur kepentingan. Sangat berbeda jauh dengan dunia usaha. Baik dari sifatnya yang cenderung statis (tetap atau tumbuh). Maupun dari pertimbangannya yang mengedepankan kepercayaan.
Namun walaupun begitu, tetap saja muncul satu-dua orang tokoh Tionghoa yang mampu menumbuhkan pengaruhnya di tengah-tengah masyarakat. Dimana pengaruh tersebut dapat digunakan untuk membangun sebuah kekuatan politik.
Salah satu contohnya adalah Sujian alias Acan. Seorang etnis Tionghoa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara, yang berhasil menjadi seorang tokoh masyarakat di Labuhanbatu. Dan ketokohannya tersebut terbukti berhasil membawanya menduduki jabatan politik di ibu kota provinsi.
Sama seperti pada umumnya orang-orang Tionghoa lainnya, pria kelahiran Rantauprapat 27 Agustus 1958 ini, juga pada dasarnya adalah seorang pelaku dunia usaha. Di Rantauprapat, namanya cukup kondang sebagai seorang pengusaha yang bergerak dibidang mobil derek.
Namun selain usaha, karena keluwesan bergaul, pria yang akrab disapa Acan ini juga aktif berkecimpung di berbagai jenis organisasi. Salah satunya adalah Pemuda Panca Marga. Sebuah organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) yang identik dengan keluarga besar angkatan bersenjata Republik Indonesia.
"Ya, PPM adalah OKP yang didirikan khusus untuk anak-anak Legiun Veteran Indonesia," katanya.
Walau beretnis Tionghoa, Acan ternyata anak seorang veteran. Bapaknya ikut berjuang dalam membantu mempertahankan kemerdekaan negeri ini. "Ada 3 Kolonel yang menjadi saksi atas perjuangan Bapak saya, sewaktu ditetapkan menjadi Legiun Veteran.. Kolonel AS Rangkuti, Kolonel Mas Sukardi dan Letnan Kolonel Sutikno," sebut ayah 3 anak ini sambil menunjukkan Piagam Veteran milik Bapaknya, yang di tanda tangani langsung oleh Presiden Soekarno.
Selain di PPM, Acan juga aktif berkecimpung di beberapa organisasi lainnya. Sampai saat ini, Perhimpunan INTI (Indonesia Tionghoa) dan Perbakin Labuhanbatu masih berada di bawah pimpinannya. Demikian juga dengan yayasan sosial Amal Budi Agung dan 2 vihara di Rantauprapat, struktur pengurusnya dipercayakan untuk diketuai oleh Acan.
Banyaknya perkumpulan yang diikutinya, otomatis membuat pergaulannya menjadi lebih luas. Dan dibarengi dengan kepedulian sosial yang tinggi, maka membuat namanya dikenal luas di masyarakat. Hal itu terbukti menjadi modal yang berharga bagi karir politiknya. Hasilnya, kakek 7 cucu ini kemudian berhasil menjadi anggota DPRD Sumatera Utara periode 2014-2019.
"Saya bertarung di dapil 6 yang meliputi 3 kabupaten di Labuhanbatu Raya. Suara yang berhasil saya dapatkan sekitar 10 ribuan. Di DPRD Sumatra Utara, saya adalah anggota komisi C dari fraksi Hanura," sebutnya.
Keluwesan Acan dalam bergaul memang patut diacungi jempol. Namanya senantiasa diundang dalam acara-acara penting yang dilakukan di Labuhanbatu raya ini. Baik itu acara yang dilakukan Pemerintah maupun acara yang dilakukan masyarakat biasa.
"Biasanya setiap malam imlek saya melakukan open house di rumah ini. Dan yang hadir bisa sampai 3000 orang, penuh halaman ini sampai ke belakang- belakang," ucapnya sambil menunjukkan halaman rumahnya yang memang bisa dikatakan cukup luas tersebut.
Disinggung soal resep keluwesannya dalam bergaul, pria yang tetap terlihat sehat ini, mengatakan bahwa dirinya tidak pernah membeda-bedakan asal usul dan ras seseorang. Ia menganggap semua manusia itu sama, yakni ciptaan yang maha Kuasa.
Lebih lanjut ketika ditanyakan rahasia agar tetap sehat dan awet muda, pria yang tidak merokok ini mengatakan bahwa berolahraga dan selalu berpikir positif merupakan salah satu caranya menjaga dalam menjaga kesehatan.
"Menjaga kesehatan, wajib dilakukan, karena itu merupakan bentuk kita mensyukuri anugrah Tuhan," ucapnya.
Oleh karena itulah, maka pria yang cuma tamatan SMEA ini, selalu mengisi waktunya dengan aktif melakukan berbagai kegiatan. Menurutnya, melakukan kegiatan apa saja pun sepanjang positif, juga merupakan bentuk dari olah raga. Dan salah satu kegiatan yang gemar dilakukannya adalah berburu di hutan. Hobi, yang hebatnya juga dibuatnya mampu menghasilkan prestasi.
Sekadar informasi pekan lalu, klub menembak yang dipimpinnya yakni Cakrawala Labuhanbatu, menjadi klub terbaik, dan meraih predikat juara umum dalam turnamen berburu yang diselenggarakan oleh Korem 023/Kawal Samudera. Dalam turnamen yang diikuti oleh ratusan peserta dari 4 Provinsi di wilayah Sumbagut tersebut, klubnya berhasil meraih juara pertama di kategori hasil buruan terberat. Lalu meraih juara kedua di kategori jumlah buruan terbanyak.
Keberhasilan meraih podium di 2 kategori tersebut, membuat Cakrawala Labuhanbatu meraih poin tertinggi dan berhak atas status juara umum dan menyabet Piala utama Korem 023/Kawal Samudra.
"Turnamen ini merupakan perburuan terhadap babi hutan yang sering meresahkan warga," katanya.
Adapun daerah perburuan meliputi hutan-hutan di daerah Kabupaten Padang Lawas Utara, Padang Lawas Selatan, Padang Sidempuan dan Tapanuli Selatan.