Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, mengatakan, investasi Sumut pada triwulan III-2020 diprediksi tumbuh lebih baik. Faktor pendorongnya berasal dari investasi swasta di bidang sawit dan turunannya.
"Memang angka investasinya belum keluar. Tapi diprediksi bertumbuh karena didorong sektor kelapa sawit seperti kegiatan replanting, penambahan pabrik, perbaikan mesin dan penambahan line produksi," katanya, Jumat (16/10/2020).
Wiwiek mengatakan, sektor kelapa sawit memang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Selain investasi, tren harga sawit yang naik juga membuat perekonomian Sumut tidak masuk dalam kategori sangat berat.
Selain sawit, peningkatan investasi Sumut di triwulan III-2020 juga didorong oleh aktivitas pemeliharaan rutin yang dilakukan pengusaha sektor industri minuman olahan. Termasuk berlanjutnya kembali pembangunan proyek multiyears milik pemerintah seperti jalan tol, bendungan, kereta api dan kelistrikan.
Ada juga keberlanjutan pembangunan proyek multiyears milik swasta seperti pabrik industri makanan dan minuman, retail, kelistrikan dan pertambangan.
Wiwiek mengatakan, setelah investasi triwulan III membaik, performa tersebut diyakini akan berlanjut pada triwulan IV-2020. Kondisi tersebut membuktikan bahwa perekonomian semakin bagus sejak era New Normal.
Pada tahun 2020, investasi Sumut ditargetkan pemerintah pusat sebesar Rp 46 triliun atau naik Rp15 triliun dibandingkan 2019. Hingga triwulan II, total nilai ivestasi tercatat sebesar Rp 9,843 triliun.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting, mengakui, produk sawit memang tidak terlalu berdampak pandemi Covid-19. Harga dan permintaan yang masih bagus membuat pengusaha dan calon investor tetap tertarik dengan bisnis di sektor itu.
"Karena itu, wajar kalau ada peningkatan investasi di sektor sawit. Karena sektor ini memang tidak terlalu berdampak pandemi Covid-19," katanya.