Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Sungguh sangat seru kontestasi Pilkada Medan. Semua media terfokus pada Pilkada Medan yang menarik untuk dibincangkan. Bukan hanya karena Medan sebagai magnet untuk pembicaraan kota metropolitan, tetapi juga karena adanya dua kubu kekuatan yang saling mencuri perhatian publik. Keduanya mempunyai nilai lebih untuk dijagokan. Layak juga keduanya memimpin Medan sampai 2024. Bersamaan dengan itu pula, Kota Medan dan Surakarta menjadi magnet pembicaraan dalam Pilkada, karena di dalamnya akan terasa adanya Jokowi effect.
Ir H Akhyar Nasution MSi. dan H Salman Alfarisi Lc MA. adalah Paslon nomor urut 1. Sedangkan Bobby Afif Nasution dan H Aulia Rachman SE nomor urut 2. Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi merupakan pasangan calon yang diusung Partai Demokrat dan PKS. Sementara itu, Bobby Afif Nasution dan Aulia Rachman diusung PDIP, Gerindra, Golkar, PAN, PPP, NasDem, Hanura, dan PSI.
“Perang Tanding” yang Sesungguhnya
Kontestasi antara Akhyar dan Bobby, sangat seru. Keduanya merupakan sosok yang diharapkan sangat untuk memajukan Kota Medan. Keduanya mempunyai keinginan yang besar untuk membangun kota Medan. Lagi pula, keduanya dipandang sangat wajar untuk memenangi pilkada Medan.
Dengan persiapan yang matang dengan konsep pembangunan kota Medan, terlihat dari visi dan misi dalam kampanye. Keduanya visi dan misi tersebut, benar-benar untuk konsep yang realistis untuk diwujudkan. Inilah piranti kampanye yang sesungguhnya. Yang menyatakan bahwa kedua pasangan bukanlah sembarang untuk memperebutkan tampuk kepemimpinan kota Medan. Konsep yang realistis ini membuat masyarakat umum harus berpikir keras, mana yang terbaik untuk memimpin Medan selama kurang dari 4 tahun mendatang. Konsep keduanya bisa diterima dengan baik, karena direncanakan dengan baik oleh tim kampanye masing-masing. Sungguh realistis rencana keduanya untuk pembangunan kota Medan menuju metropolitan yang memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya.
Lagi pula, pasangan calon wakil wali kota keduanya juga berkontribusi yang luar biasa. Keduanya meruapakan orang-orang yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang handal. Salman Alfarisi sebagai pasangan Akhyar merupakan tokoh kota Medan yang juga berpengalaman. Pernah dua periode menjabat sebagai anggota DPRD kota Medan, dan saat terakhir sebagai wakil ketua DPRD provinsi Sumatera Utara dari Fraksi PKS. Hal yang sama juga dimiliki oleh Aulia Rachman yang merupakan pasangan Bobby. Merupakan tokoh dan anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Gerindra. Luar biasa kehandalan kedua pendamping Akhyar dan Bobby.
Dukungan dalam Berkampanye
Kekuatan yang luar biasa ada pada keduanya. Sebab, melihat kekuatan yang dimiliki keduanya sungguh mempunyai instrumen “perang” yang sangat besar. Tidak tanggung-tanggung, kedua pasangan calon wali kota Medan mendapat dukungan dari pimpinan pusat. Terlihat banyak pimpinan pusat partai politik menerjunkan “bala tentaranya” untuk memperjuangkan kemenangan Pilkada di Medan. Kekuatan yang super maksimal untuk Pilkada Medan tercermin dari peta kekuatan yang diturunkan.
Adalah Jansen Sitindaon, tokoh nasional dari Pakpak Bharat/Dairi, pentolan Partai Demokrat. Terjun ke Pilkada Medan tentunya dengan tujuan agar pasangan nomor urut 1 memenangi Pilkada Medan. Serta beberapa kekuatan puncak partai digiring untuk bermain di kancah Pilkada Medan. Pada waktu yang bersamaan Sandiaga Uno, yang juga diturunkan untuk pasangan Bobby Afif Nasution. Ini kekuatan yang luar biasa karena diketahui bersama bahwa Sandiaga Uno merupakan pasangan calon presiden dalam pilpres yang lalu. Dengan kapasitasnya yang pernah sebagai calon wakil presiden, tidaklah mudah untuk mengatakan sebagai yang biasa-biasa saja.
BACA JUGA: Jangan Manjakan Kaum Milenial
Menariknya lagi, bagi keduanya (Jansen Sitindaon dan Sandiaga Uno) dalam pilpres yang 2019 berada dalam satu poros yang sama. Jansen Sitindaon sebagai juru bicara dan tim kampanye untuk pemenangan capres Prabowo-Sandiaga Uno. Keduanya pernah berjuang bersama atas nama pilpres. Kini, keduanya harus berhadapan. Keduanya tidak sekongsi lagi. Nyatalah, bahwa dalam politik, tidak ada kawan atau lawan yang abadi; tetapi hanya kepentingan bersama. Sepanjang kepentingan masih sama, sepanjang itu pula semuanya bisa dikomunikasikan untuk bersama.
Pertarungan Gagasan dalam Membangun
Gagasan dalam membangun pada keduanya sangat jelas untuk kota Medan. Ide-ide yang tercetus adalah agar masyarakat sebagai pemilik sah demokrasi bisa menikmati manisnya hasil pilkada. Itulah sejatinya hasil pilkada untuk semuanya. Karena sejatinya, pilkada tidak akan membuang sebarisan rakyat yang tidak mendukung dalam pencoblosan dirinya sebagai pemenang pilkada.
Penataan kota Medan yang lebih baik, premanisme yang terhapuskan, bebas banjir, terhindar dari kemacetan, terkontrolnya sampah di segenap penjuru lingkungan, penataan infrastruktur, penataan kota yang lebih baik, transparansi pembiayaan pembangunan, terbangunnya kualitas sumber daya manusia unggul, terdistribusinya kesejahteraan bagi masyarakat, menurunnya polusi atas kendaraan maupun pabrik, serta urusan sosial politik lainnya. Itu merupakan pemikiran yang dilancarkan dalam menarik simpati publik.
Konsep pembangunan yang ditawarkan adalah idaman seluruh masyarakat Kota Medan. Semuanya ingin menikmati manisnya buah pembangunan. Sejatinya, jikapun masyarakat yang tidak mendukung salah satunya, ternyata yang tidak didukung itu memenangi pilkada Medan, bukan berarti masyarakat yang tidak mendukung tersebut tidak berhak atas manisnya buah pembangunan. Sebab, setelah pasangan Akhyar ataupun Bobby yang menang, maka masyarakat Medan bersatu; tidak ada kategori masyarakat Medan pendukung pasangan Akhyar ataupun masyarakat pendukung Bobby. Dan tidak ada kategori masyarakat tertentu yang mendukung Akhyar ataupun Bobby. Setiap lembar nyawa masyarakat Medan berhak atas kue pembangunan yang dilaksanakan oleh pasangan pemenang Pilkada Medan.
Akhirnya, pilkada Medan tidaklah sekadar adu gengsi. Lebih dari itu merupakan adu gagasan yang diharapkan menjadi pembanguan yang mensejahterakan sebagai bagian dari buah demokrasi. Masyarakat harus tetap sejahtera, siapapun yang menang nantinya. Akhyar atau Bobby, pasti ada yang menang dan kalah, pada akhirnya. Masyarakat Medan-lah yang menentukan kemenangan ataupun kekalahan pasangan tersebut! Siapa dia?
====
Penulis Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara ([email protected]).
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]