Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Serdang Bedagai (Sergai) merupakan salah satu kabupaten pemekaran yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara tertanggal 18 Desember 2003. Saat ini merayakan hari jadinya yang ke-17 tahun, pada 7 Januari 2021, dengan luas 1.922 km persegi, membentang menjadi 17 kecamatan, 237 desa, dan 6 kelurahan, yang didiami sekitar 642.834 jiwa penduduk.
Banyak terjadi perkembangan yang signifikan semenjak dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang. Hal itu dirasakan seluruh masyarakat Serdang Bedagai. Adalah tidak benar jika ada segelintir orang yang mengatakan tidak ada perkembangan yang signifikan. Realitasnya muncul berbagai kemajuan dalam bidang infrastruktur, pembangunan fisik, serta sistem sosial kemasyarakatan. Jelas terlihat adanya denyut nadi kemajuan dalam bidang sosial, budaya, dan perekonomian sebagai hasil pembangunan yang dilaksanakan.
Membangun Pertanian Berkelanjutan
Sebagai wilayah yang dianugerahi potensi pertanian yang melimpah, tampaknya Kabupaten Serdang Bedagai terus bepacu untuk meningkatkan kapasitas produksi pertanian. Hal itu dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai dengan langkah strategis kemajuan pertanian, ekstensifikasi, intensifikasi, maupun pengelolaan moderniasai pertanian. Semuanya telah diupayakan agar hasil pertanian memberikan imbas yang nyata untuk ketahanan pangan. Agar menjadi lumbung pangan yang bisa dihandalkan secara nasional.
Pembangunan pertanian berkelanjutan adalah salah satu upaya untuk memberikan dukungan terhadap swasembada beras secara nasional; khususnya Sumatera Utara. Sebab, komoditas beras tetap menjadi poduksi yang sangat strategis. Tanpa beras, bangsa Indonesia akan sangat berat untuk melalui hari-harinya mendatang. Bahkan sebenarnya, komoditas beras sesungguhnya adalah suatu produksi yang bersifat ketahanan negara. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia menomor-satukan beras dibandingkan dengan sumber pangan karbohidrat lainnya.
BACA JUGA: Semangat Bela Negara, SDM Tangguh dan Unggul
Atas dasar pemikiran tersebut, pembangunan pertanian berkelanjutan harus menjadi sesuatu yang sangat urgen untuk ditindaklanjuti. Karenanya, seluruh sistem pembangunan harus mendukung kepada pertanian. Banyak sektor yang secara langsung mempengaruhi hasil pertanian tersebut. Selain bidang pertanian an-sich, banyak faktor lain yang ikut menjadi faktor pendukung atas keberhasilan pertanian, seperti infra-struktur, distribusi hasil pertanian, distribusi pupuk, perbaikan irigasi, perbaikan jalan produksi, serta banyak sektor lainnya. Semua itu mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Dan hal itulah yang telah dan sedang dilakukan di Kabupaten Serdang Bedagai. Semuanya itu untuk menguatkan daya dukung pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan pada tingkat lokal.
Potensi Ekonomi dan Wisata
Melemahnya potensi perekonomian wilayah sekitar Pasar Bengkel (Perbaungan) sebagai efek samping adanya jalan tol Kuala Namu – Tebing Tinggi (KNTT), menjadi tantangan tersendiri untuk kemajuan UMKM yang ada di sekitar tempat tersebut. Diperlukan terobosan yang bisa mendongkrak untuk sekadar menghidupkan kembali sesuatu yang pernah ada. Harus diakui bahwa berbagai upaya untuk ke arah itu telah dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Hasilnya juga bergantung dari respon pasar terhadap apa yang sudah diupayakan tersebut. Karena itu pula, Pemerintah daerah harus bisa hadir untuk menghidupkannya kembali dengan sinergisitas berbagai pihak. Pemerintah harus menjadi pemicu dan pemacu kemajuan daerah passar bengkel yang belakangan ini terlihat suram perkembangannya.
Bersamaan itu, potensi wisata juga harus memberi efek bagi masyarakat di sekitarnya. Hal ini perlu dijadikan kajian strategis, agar potensi wisata itu tidak hanya menghidupkan mereka yang berusaha dalam bidang pariwisata. Sejatinya, potensi wisata di Kabupaten Serdang Bedagai menjadi komponen yang ikut mendorong bergeraknya sektor lainnya; perdagangan, jasa, transportasi, hasil kerajinan, hasil olahan, kreasi baru atas suatu produk, serta pendukung pariwisata lainnya. Kalaupun pariwisatanya maju, ternyata hanya dimiliki dan dinikmati oleh sebagian kecil warga, dan tidak memberi keuntungan bagi masyarakat sekitarnya, sesungguh hal itu bukanlah kemajuan pariwisata yang diharapkan. Optimalisasi yang sangat diharapkan adalah bagaimana sektor pariwisata yang menjadi sebuah “industri”, lalu memberi efek ikutan pada sektor lainnya. Tidak hanya memperkaya sebagian kecil warga saja.
Hal inilah yang perlu menjadi tugas pemerintah daerah, agar terjadi sirkulasi uang yang menyebar dan meluas pada seluruh lapisan masyarakat Serdang Bedagai. Arus perputaran uang harus terjadi pada seluruh masyarakat, agar memberi efek keuntungan padda seluruh masyarakat. Masyarakat yang sejahtera, akan mendukung pariwisata itu sendiri. Kalau masyarakatnya kurang sejahtera, maka akan memberikan efek negatif terhadap berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.
Penutup
Kabupaten Serdang Bedagai yang berulang tahun ke-17, sejatinya akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Inilah yang mestinya menjadi prioritas agar terjadi pembagian “kue” pembangunan. Sehingga tidak hanya dinikmati oleh orang yang hanya segelintir. Dengan moto Tanah bertuah Negeri Beradat, pemerintah dengan seluruh perangkatnya harus memberikan nilai guna dan hasil guna bagi masyarakat. Sebab, sesuatu yang terbaik adalah sesuatu yang bisa memberikan manfaat bagi yang lainnya. Berhasil sehebat apapun suatu wilayah, jika tidak memberikan manfaat bagi masyarakatnya, maka hal itu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Dalam konteks itu pula, kiranya Hari Jadi ke-17 Kabupaten Serdang Bedagai ini perlu menyiasasti kemanfaatan diri bagi seluruh masyarakatnya.
Dirgahayu Kabupaten Serdang Bedagai!
====
Penulis Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara ([email protected]).
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]