Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan ekonomi Negeri Paman Sam masih masuk dalam jurang krisis akibat pandemi COVID-19. Namun, dia mengungkap AS akan meningkatkan infrastruktur hingga pajak
Mengutip dari Reuters, Rabu (24/3/2021) menurut Yellen, rencana pengembangan kenaikan pajak di masa depan dilakukan untuk membayar investasi publik yang baru. Rencana itu pun menuai tanda tanya dari Anggota komite AS.
Mereka menantang Yellen dan Gubernur The Fed, Jerome Powell untuk menyelesaikan masalah-masalah seperti rencana terkait perubahan iklim menjadi regulasi keuangan, dan secara khusus bertanya kepada Yellen tentang bagaimana AS dapat yang tengah dalam krisis mempertimbangkan adanya kenaikan pajak.
Menurut Yellen, saat ini masalah terbesar AS yakni pengangguran yang membuat banyak pekerjaan juga hilang akibat pandemi COVID-19. Kenaikan pajak dan investasi infrastruktur dianggap mampu membiayai atau menciptakan lapangan kerja.
"Tapi begitu ekonomi kuat kembali, Presiden Biden kemungkinan akan mengusulkan agar kita terlibat dalam rencana jangka panjang untuk mengatasi kekurangan investasi yang sudah berlangsung lama dalam infrastruktur, investasi untuk mengatasi risiko iklim, investasi pada manusia, R&D;, manufaktur," jelas Yellen.
Salah satu kemungkinan untuk membiayai semua rencana jangka panjang dengan menaikkan tarif pajak perusahaan kembali menjadi 28%. Itu menjadi rencana terbaru dari serangkaian audiensi triwulanan yang diadakan oleh komite untuk membahas ekonomi di tengah pandemi.
Selain itu, sesi tersebut meluas dengan anggota komite yang menanyakan tentang masalah dari peran China di Dana Moneter Internasional (IMF) hingga aturan akuntansi.
Di lingkungan ekonomi yang luas, Powell meremehkan kekhawatiran beberapa anggota parlemen tentang kemungkinan datangnya inflasi karena kebijakan moneter longgar The Fed bertepatan dengan pembukaan kembali ekonomi yang diperkirakan memicu pertumbuhan terkuat sejak 1980-an.
"Kami memiliki alat untuk menghadapinya" jika itu menjadi masalah," kata Powell.