Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemukan dana Pemerintah Daerah (Pemda) sebesar Rp 182 triliun nganggur di bank. Pemerintah pun mengambil sikap untuk pemda yang masih suka menimbun anggarannya di daerah ketimbang membelanjakannya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memerintahkan Dirjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri untuk berkoordinasi dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu. Kerjasama itu untuk melacak daerah-daerah mana saja yang masih menimbun anggarannya di bank.
"Di-zoom in daerah-daerah mana saja dan apa penyebabnya. Kalau memang penyebabnya karena memang tidak punya konsep untuk membelanjakan, tidak memiliki target. Targetkan per triwulan, berapa persen yang mau dibelanjakan, jangan digenjot di akhir tahun," tutur Tito dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2021, Selasa (4/5/2021).
Jika dalam penelusuran itu ditemukan Pemda yang masih belum menggunakan anggarannya karena tak memiliki konsep, Tito akan berkoordinasi kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membekukan Transfer ke Daerah dan Dana Desa kepada Pemda tersebut.
Selain itu, Tito Dia akan menyarankan kepada Sri Mulyani agar penyaluran dana transfer ke daerah berbasis kinerja.
"Jadi kalau kinerjanya ternyata nggak bergerak lebih baik transfernya ditahan dulu, supaya dia belanja dulu. Kalau mulai mendekati, mulai berkurang baru transfer. Nanti kalau ditumpuk, dia masih banyak kemudian ditransfer disimpan lagi. Ini mohon izin dari Menteri Keuangan," ucapnya.
Tito menambahkan, Presiden Jokowi optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 bisa melompat tumbuh 7%. Hal itu bisa dicapai asalkan pemerintah pusat dan daerah bisa menggenjot anggaran belanjanya.
"Oleh karena itu tolong belanjakan, diatur ritme belanja di daerah jangan seperti business as usual. Yang biasanya di tahun-tahun tanpa pandeni itu nanti belanjanya banyak di akhir tahun, membayar proyek-proyek, proyeknya selesai baru dibayar. Oleh karena itu, tolong di kuartal II ini digenjot," tutur Tito.(dtf)