Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Doloksanggul. Sudah 8 tahun lebih penantian Greacea Amanda Banjarnahor belum juga sembuh akibat gangguan penyakit cerebral palsy (gangguan kerusakan jaringan otak yang menetap dan tidak progresif) yang dideritanya. Tepat tanggal 13 bulan lalu, Greacea baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-8. Tak ada kado khusus yang diberi karena kondisi ekonomi keluarganya. Hanya doa dan harapan biar dia diberi kesembuhan.
Hampir seluruh hidup Greacia dihabiskan untuk berobat ke sana kemari. Bocah perempuan asal Desa Hutagurgur, Humbang Hasunduan, Sumatra Utara itu menderita cerebral palsy, penyakit yang menyebabkan gangguan pada gerakan dan kooordinasi tubuh membuatnya harus terbaring dan terkulai lemas.
Erdon Banjanahor dan Pittaria Br Sembiring orang tua Greacea sudah akrab dengan ruang Poliklinik Ortopedi dan Poliklinik Syaraf di Rumah Sakit Vita Insani, Pematang Siantar. Kala sedang menjalani pengobatan, pasutri tersebut harus rela tidur di emperan rumah sakit, menunggui putri bungsunya yang sedang berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
"Awalnya, saat umur satu tahun lebih kondisi Greacia sudah terlihat menampakkan kelainan, tetapi karena kondisi ekonomi keluarga, kami tak sempat membawanya berobat ke dokter agar ditangani secepatnya." ungkap Pittaria.
Tak tega rasanya, di rumah kontrakan berukuran empat kali enam meter berlantai semen, berdinding kayu serta bantuan penerangan listrik seadanya, itupun dari tetangganya, mereka harus hidup seadanya. Kesehariannya, pasutri ini bekerja sebagai buruh tani. Anak pertama Kaleb Firdaus Banjarnahor (14), kakak Greacea pun harus ikut membantu orang tuanya. Bocah yang baru duduk di kelas delapan sekolah menengah tingkat pertama tersebut ikut bekerja harian sebagai buruh tani.
"Mumpung lagi libur sekolah, lumayan buat nambahin buat beli beras, kalaupun sisa, syukur bisa nambahin buat beli obat adiknya." cerita Pittaria, terlihat meneteskan air matanya saat ditemui medanbisnisdaily.com, Jumat (7/5/2021).
Erdon ayah amanda maupun Pittaria ibunya, harus bergantian menunggui di rumah kontrakannya dalam keseharian keluarga itu. Kadang dalam kondisi terdesak karena alasan kebutuhan keluarga, ibunya harus rela menggendong Amanda kala sedang dapat kerja upahan di ladang. Tentu itu bukan hal yang mudah dilakukan.
’’Kadang kurang enak juga sama orang yang gaji kita, kalau dia (amanda) lagi cengeng tentu jadi banyak waktu istrahat saya,kala sedang ikut upahan. Untung pemilik lahan juga maklum dengan kondisi anak saya,’’ jelasnya.
Sementara itu, di pojok sebelah kiri ruang tamu terlihat sebuah kursi roda berukuran besar. Memang, kursi roda itu diperuntukkan bagi orang dewasa dan tak lagi cocok untuk seukuran badan Greacea. "Sumbangan dari Dinas Sosial, jarang dipakai, tapi namanya juga diberi, ya gak mungkin saya tolak." terang Pittaria.
Untuk makan, ibunya Greacea harus telaten menyuapi anaknya. Makanan yang diberikan pun masih lunak karena saraf menelan greacea melemah akibat penyakit yang dideritanya. "Setiap pagi saya harus masak bubur khusus buat dia, kalau gak sempat terpaksa harus kasih roti marie ini." katanya.
Bocah kelahiran 13 April 2013 itu tampak kurus dan tubuhnya terlihat kecil dibanding anak seusianya. Dia (Greacea), cenderung menggunakan satu sisi tubuhnya akibat terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik). Ototnya kaku atau bahkan sangat lunglai serta mengalami gangguan berbicara (disartria).
Menurut keterangan Pittaria, Greacea didiagnosis mengalami gangguan simtomatik otak, tetapi karena alasan ekonomi, baru sekali melakukan pemeriksaan fisik, terutama kondisi saraf serta serangkaian tes untuk memastikan kondisi yang abnormal pada Greacea.
"Saya sempat juga bawa berobat ke dukun, katanya sih penyakit saraf kejepit. Sebagai orang tua, rasa khawatir pastinya tidak berhenti menyelimuti pikiran saya. Apalagi ketika harus melihatnya kondisinya. Meski berat, saya harus tetap tenang dan terus meminta pertolongan Tuhan untuk kesembuhan Greacea," ucap Pittaria dengan penuh harap.
Erdon maupun Pittaria memasrahkan semuanya kepada Sang Kuasa. Mereka meyakini bahwa ujian akan bisa dilalui bersama-sama. Sebagai orang tua, mereka berupaya sebaik-baiknya. Melakukan yang terbaik untuk kesembuhan anaknya walau dengan kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan dan terus memanjatkan doa kepada Tuhan bahwa dibalik semuanya, Dia punya rencana yang terbaik buat putrinya.
Semoga saja, anda punya sedikit rezeki untuk berbagi dengan Greacea.