Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
PEMBANGUNAN pariwisata terus digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Mengapa? Keberadaan pariwisata bisa disebut sebagai industri tanpa asap karena produksivitas yang besar bagi kesejahteraan masyarakat dan mendatangkan pendapatan bagi negara. Sektor Pariwisata sendiri pada tahun 2018 mendapat devisa sebesar 229 triliun atau meningkat 15,4 persen dari tahun sebelumnya dan menyerap sebesar 10 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, semua ini terjadi karena kuncungan 12,27 juta wisatawan wanca negara.
Besarnya harapan pemerintah kepada pariwisata menjadikan pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan pemerintah Indonesia. Salah satunya yang sedang dibangun adalah daerah kawasan danau toba khususnya kabupaten samosir bahkan pembangunan pariwisata Samosir dimasukkan kepada pariwisata super prioritas yang akan dibangun oleh pemerintah.
Pembangunan pembangunan pariwisata hendaknya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat terutama masyarakat sekitar. Misalnya karena pariwisata akan ada perluasan kerja bagi masyarakat sekitar dan pelestarian kebudayaan lokal karena mempunyai nilai jual yang menarik bagi wisatawan.
Pariwisata, Masyarakat dan Kearifan Lokal
Salah satu aspek penting dalam kepariwisataan yang tidak boleh dilewatkan adalah masyarakat sekitar sebab dalam Undang-undang Pariwisata No 10 tahun 2009 ada aspek partisipasi masyarakat artinya setiap pariwisata yang terjadi ada campur tangan masyarakat dan harus bertujuan demi sejahterahkan masyarakat sekitar. Pariwisata juga tidak hanya menawarkan keindahan alam namun juga keanekaragaman budaya. Secara eksplisit pariwisata sebenarnya harus memberdayakan masyarakat lokal beserta nilai nilai yang ada didalamnya.
Kenapa harus pariwisata berbasis masyarakat kearifan lokal? Karena kearifan lokal mengajarkan etika dan nilai moral masyarakat sekitarnya seperti gotong royong, toleransi, menjaga dan melestarikan alam, serta menghargai kebudayaan sendiri dengan menjaga, mentransmisi dan mentransformasikan kebudayaan tersebut. Mentransmisikan kebudayaan berarti meneruskan kebudayaan dari generasi nenek moyang ke generasi berikutnya tanpa sedikitpun merubah nilai dari kebudayaan itu. Sementara mentransformasikan berarti mewariskan kebudayaan dengan menata kembali kebudayaan tersebut sesuai perkembangan zaman?mempertahankan yang baiknya, dan mengubah hal yang tidak sesuai dengan keadaan zaman sekarang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kebudayaan tersebut.
BACA JUGA: Urgensi Gerakan Mahasiswa Saat Ini
Selain itu, potensi pariwisata berbasis masyarakat dan kearifan lokal sangat besar pariwasata yang dibangun akan turut membantu perekonomian masyarakat sekaligus melestarikan adat dan kebudayaan masyarakat. Masyarakat sendiri juga akan mempunyai sense of belonging terhadap pariwisata Karena wujud dari pelestarian kebudayaan leluhur mereka.
Sesungguhnya banyak daerah di Indonesia yang mengandung kearifan lokal yang tidak dapat disebutkan satu persatu, bahkan hampir seluruh wilayah di Indonesia memegang teguh adat dan kebiasaan daerahnya. Di mana hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Daya tarik seperti inilah yang terus kita suguhkan kepada wisatawan. Daya tarik yang tidak hanya pada bidang adat istiadat, tetapi bisa di semua bidang, contohnya dibidang kerajinan tangan seperti pembuatan ulos yang ada di desa lumban suhi-suhi toruan kabupaten samosir bahkan bukan hanya kerajinan dalam hal kuliner juga ada dan masih banyak lagi.
Namun, pariwisata yang mengandung kearifan lokal masih memiliki kelemahan seperti kurang mampu mengeksplorasi local wisdom sebagai penguat, kurangnya sumber daya masyarakat lokal dan potensi masuknya investor yang dapat membuat masyarakat menjadi objek. Sering kali pembangunan pariwisata ini kurang melibatkan kemauan dari masyarakat (top down) padahal pembangunan dari bawah juga dirasa perlu untuk melihat kompetensi serta kemauan dari masyarakat (bottom up). Pemerintah sebagai implementor pariwisata harus juga membuat sebuah pemberdayaan masyarakat lokal agar mampu berdiri sendiri sebagai pelaku pariwisata hal ini akan mengurangi resiko masuknya investor yang akan membuat masyarakat sebagai objek dalam pariwisata.
Pariwisata berbasis kearifan lokal hendaknya terus digali, dipelajari, dan dipertahankan. Tentunya karena banyaknya kebermanfaatan dari pariwisata ini. selain itu pelibatan teknologi juga perlu dalam pariwisata terutama dalam hal promosi agar mendapatkan banyak pengunjung. Pariwisata pada akhirnya akan membuat kebermanfaatan bagi seluruh aspek yang terlibat dan mendatangkan kesejahteraan maupun keberlangsungan kearifan lokal masyarakat.
====
Penulis adalah anggota dari kelompok diskusi dan aksi sosial dan mahasiswa administrasi publik USU.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]