Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pemberlakuan PPKM Darurat hingga 20 Juli mendatang menjadi PR bersama untuk dapat menurunkan jumlah penularan Covid-19 di Jawa?Bali. Apalagi salah satu alasan dilaksanakannya PPKM Darurat adalah untuk menekan angka penularan Covif-19 di lingkungan keluarga.
Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Eko Prasetyanto Purnomo, dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan oleh KPCPEN, mengatakan, tentu ada sejumlah hal penting dalam PPKM Darurat yang bisa mempengaruhi aktivitas masyarakat. Mulai dari bekerja, belajar, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Apalagi untuk wilayah yang menerapkan PPKM Darurat, perkantoran yang non-esensial wajib melakukan WFH atau bekerja di rumah 100%," katanya, Kamis (8/7/2021).
Dia mengatakan, PPKM Darurat memang harus dilakukan secara kebersamaan. Hal
tersebut untuk memutus mata rantai virus. Perlu pemahaman semua pihak untuk bisa
mengendalikan diri sehingga semuanya bisa saling menghindari penularan. "Kita bisa
melihat sekarang semuanya meningkat, bahkan ada rumah sakit yang sudah kewalahan
mengendalikan lonjakan kasus Covid-19," kata Eko.
Selain itu, Kemendagri secara intensif juga memberikan pemahaman dan melaksanakan
Instruksi Mendagri Nomor 15 dan 17 tahun 2021 sebagai Dasar PPKM Darurat. Isinya
antara lain mengenai pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro serta mengoptimalkan posko penanganan Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan untuk pengendalian penyebaran Covid-19.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr Hermawan Saputra, mengatakan, sosialisasi harus terus dilakukan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi PPKM Darurat. Terutama dari para tokoh masyarakat. "Jadi sosialisasi skala mikro sehingga tujuan dari PPKM darurat ini bisa maksimal," tegasnya.
Selain itu, ia mengimbau setiap daerah juga sudah harus melakukan tes Covid-19 secara acak di tempat keramaian. Melalui tes acak ini, masyarakat malas atau berpikir dua kali untuk keluar rumah. karena tipikal masyarakat Indonesia sangat malas bila harus dilakukan testing.