Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Nestlé Internasional telah menaikkan harga produknya lebih dari 5% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Hal tersebut mempengaruhi kenaikan produknya di negara-negara lain.
Bagaimana dengan produk Nestle di Indonesia? Produk makanan dan minuman Nestle dalam negeri dinaungi oleh PT Nestlé Indonesia. Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar mengatakan produk di Indonesia juga akan mengalami kenaikan.
Dia menjelaskan, kenaikan itu seiring dengan tingginya bahan baku untuk produknya yang telah berlangsung sejak 2021. Oleh sebab itulah akan ada kenaikan pada produk Nestle Indonesia.
"Nestlé senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan produk makanan dan minuman bergizi bagi konsumen Indonesia.Biaya input kami, seperti kebutuhan bahan baku, tentunya dipengaruhi oleh harga komoditas global yang sejak 2021 meningkat secara keseluruhan," katanya kepada detikcom, Sabtu (23/4/2022).
"Untuk mengakomodasi hal ini, kami menerapkan sedikit peningkatan harga yang dilakukan secara bertanggungjawab. Namun, peningkatan ini tidak menutupi total biaya tersebut," tambahnya.
Sebagai informasi, Nestlé Internasional dilaporkan telah menaikkan harga lebih dari 5% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Dijelaskan dalam laporan pendapatan kuartal pertama perusahaan, konsumen di Amerika Utara yang paling terpukul dengan kenaikan harga sebesar 8,5%.
Dikutip dari CNN, Jumat (22/4/2022), Amerika Latin mengalami kenaikan terbesar kedua dengan harga produk Nestlé naik 7,7%. CEO Nestlé Mark Schneider mengisyaratkan bahwa akan segera terjadi peningkatan harga yang lebih tinggi lagi.
"Kami (telah) meningkatkan harga dengan cara yang bertanggung jawab dan melihat permintaan konsumen yang berkelanjutan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kenaikan tersebut dijelaskan karena adanya kenaikan bahan pangan global yang memicu inflasi di Amerika Serikat (AS).
"Inflasi biaya terus meningkat tajam, yang akan membutuhkan penetapan harga lebih lanjut dan tindakan mitigasi selama tahun ini," sambungnya.(dtf)