Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
DALAM arti proper, kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup, dalam arti luas, kemiskinan merupakan suatu fenomena multi face atau multidimensional.
Chambers (dalam Nasikun) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu integrated concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4) ketergantungan (dependence), dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis.
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti: tingkat kesehatan, pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan menghadapi kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri.
Angka BPS yang dirilis menunjukan bahwa garis kemiskinan terus merangkak naik seiring dengan kenaikan angka inflasi. Tercatat keadaan Maret tahun 2019 garis kemiskinan sebesar Rp 425.250, dan tahun 2020 di bulan yang sama sebesar Rp 454.652 dan terakhir tahun 2021 sebesar Rp 472.525
Kemiskinan dapat dibagi dalam empat bentuk, yaitu: a. Kemiskinan absolut, bila pendapatannya di bawah garis kemiskinan, b. Kemiskinan relatif, kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat. c. Kemiskinan kultural, mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar, d. Kemiskinan struktural, situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan,
Data BPS menunjukan bahwa angka kemiskinan keadaan Maret tahun 2019 sebesar 9,41%, terjadi kenaikan tahun 2020 sebesar 9,78% dan terus melaju di bulan yang sama dan tercatat tahun 2021 kemiskinan di Indonesia bertambah hingga mencapai 10,14%
Stunting
Stunting ialah kondisi gagal tumbuh yang diakibatkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, sehingga menimbulkan anak yang terlalu pendek pada usianya (Tnp2k, 2017).
Menurut Ralie (2019), terdapat perbedaan antara anak pendek dan stunting. Anak yang mengalami stunting sudah pasti pendek, namun anak pendek belum tentu mengalami stunting. Hal ini disebabkan oleh faktor penyebabnya, yaitu kekurangan gizi dalam jangka waktu lama
BACA JUGA: Aktualita Pilgubsu Menuju 2 Periode
Sementara itu anak pendek yang normal tidak memiliki penyakit yang mempengaruhi tingkat dan kecepatan pertumbuhan, hal ini disebabkan oleh keturunan (genetik) atau dari gen orang tuanya. Galasso (2019) memperkirakan proses kelahiran yang terbilang rendah dapat menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan rendah, sehingga terjadi kerugian produktivitas antara 2% dan 11% dari PDB.
Ini berarti bahwa perkembangan seseorang pada masa balita akan mempengaruhi produktivitas pada saat dewasa, jika masalah ini tidak diatasi akan menyebabkan penurunan pada pertumbuhan ekonomi.
Rilis data Kemenkes-SSGI menyebutkan bahwa tahun 2019 angka stunting sebesar 27,71%, turun pada tahun 2020 walaupun tidak signifikan sebesar 26,9% dan terus turun hingga 24,4%. Penurunan yang dirasakan oleh berbagai pihak sangat lamban.
Pemerintah melalui Wapres mengisyarakatkan agar steakholder bahu membahu untuk dapat menurunkan angka stunting sampai 14% pada tahun 2024
Pengaruh Kemiskinan terhadap Stunting
Banyak data dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa kemiskinan sangat berhubungan dengan tingginya angka kesakitan, kurang gizi, stunting sampai dengan kematian, Rendahnya tingkat pendapatan dan kesempatan memperoleh berbagai fasilitas kesejahteraan sosial akan menyulikan terpenuhinya berbagai keperluan pangan bergizi yang dibutukan untuk menangkis penyakit, sehingga pada akhirnya mengakibatkan tingkat pertumbuhan stunting akan tinggi.
Keterkaitan kemiskinan dengan status gizi yang rendah dibuktikan oleh Gelberg yang meneliti 457 orang dewasa dari kelompok miskin yang tidak bertempat tinggal dan menunjukkan hasil sebanyak 33,3% mempunyai status gizi rendah (diukur dari berat, lingkar bahu atas, dan triceps skinfold). Status gizi rendah berkaitan dengan stunting, tingginya subsidi pangan (gratis), pendapatan yang rendah.
Penutup
Masalah kemiskinan sampai saat ini terus menerus menjadi masalah yang berkepanjangan, meskipun sebenarnya banyak program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah,
Problema kemiskinan akan terus menjadi masalah sepanjang keputusan dan kebijakan yang diambil belum tepat dan tidak berdampak menyeluruh menyentuh masyarakat miskin pada umumnya. Kemiskinan menjadikan jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, taraf kesehatan rendah, tabungan dan investasi juga rendah.
Strategi pembangunan yang dikembangkan selama ini yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. yang ternyata tidak diikuti dengan pemerataan distribusi pendapatan pada semua golongan masyarakat, mengakibatkan terjadinya trade-off antara pertumbuhan dan pemerataan.
Sebaiknya strategi dalam mengatasi kemiskinan dilakukan secara menyeluruh, terpadu, lintas sektor, dan sesuai dengan kondisi dan budaya local, dimana pemerintah bersama dengan pihak lainnya bergabung menjadi kekuatan yang saling mendukung.
====
Penulis Fungsional Statistisi Muda Statistik Hansos BPS Sumut.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]