Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
FENOMENA kemiskinan di Indonesia seolah telah menjadi sesuatu yang akut. Bahkan fenomena tersebut telah dimulai sejak seabad sebelum kemerdekaan, Soejadmoko mengatakan pada saat itu indikator kemiskinan hanya dilihat dari pertambahan penduduk yang pesat. Bagaimana dengan sekarang?. Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memprediksikan tingkat kemiskinan Indonesia pada 2022 berpotensi melonjak menjadi 10,81 persen atau setara 29,3 juta penduduk.
Meskipun akhirnya prediksi tersebut tidak terbukti, pasalnya dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang atau 9,54% dari total penduduk Indonesia. Artinya Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 tersebut menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60 persen poin terhadap Maret 2021.
Namun di balik turunnya angka kemiskinan tersebut, apakah rakyat Indonesia dapat dikatakan hidup dengan sejahtera? Jawabannya belum pasti. Sebab sampai saat ini ada banyak rakyat Indonesia yang kesusahan mencari kerja untuk memenuhi kebutuhannya. Terpaksa segala macam cara mereka lakukan, meskipun sampai menyalahi berbagai aturan yang ada.
Salah satu cara instan yang sering dilakukan untuk meraup keuntungan besar adalah dengan melakukan tindakan prostitusi baik secara offline maupun online. Berdasarkan pengakuan dari salah seorang PSK yang telah lama bekerja di dunia prostitusi, ia mematok tarif sekitar Rp 500.000 untuk sekali berhubungan dengan kliennya. Tarif itu pun beragam sesuai dengan kondisi dan keuangan klien. Begitu besar uang yang diperoleh wajar saja jika prostitusi menjadi pilihan terakhir bagi mereka yang berada dalam kondisi ekonomi terhimpit, mulai dari remaja, dewasa, bahkan yang sudah memiliki suami pun tertarik melakukan kegiatan yang jelas-jelas terlarang itu.
BACA JUGA: Hentikan Laku Kekerasan di Kalangan Pelajar!
Melihat prospeknya yang begitu besar, pantas saja jika kasus prostitusi di Indonesia seolah tidak bisa dihilangkan. Meskipun pemerintah daerah di beberapa provinsi telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikannya tetap saja kasus tersebut masih bermunculan. Seperti di Kota Padang Sumatera Barat, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, Mursalim mengatakan sepanjang tahun 2022 pihaknya telah berhasil menjaring 87 wanita yang diduga merupakan pekerja seks. Pengamat sosial Universitas Negeri Padang (UNP) Erian Joni juga menyatakan bahwa jumlah kasus prostitusi di kota Padang begitu besar, diperkirakan sampai ratusan. Ditambah lagi dengan adanya aplikasi online yang membuat kasus semakin menjamur. Jelas dosen UNP tersebut.
Tentu hal tersebut tidak bisa terus dibiarkan, harus dilakukan berbagai strategi agar kasus kemiskinan dan prostitusi di Indonesia dapat diselesaikan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat keimanan. Seseorang yang memiliki kekuatan iman tidak akan bisa terjerumus kedalam kemaksiatan meski dalam himpitan kemiskinan. Mereka akan akan senantiasa melaksanakan berbagai amal kebaikan. Sebab antara iman dan amal kebaikan memiliki hubungan yang kuat.
Menurut Buya Hamka, iman yang baik akan menimbulkan amal yang baik. Sedangkan, amal yang baik ti dak akan ada kalau imannya tidak ada. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang menyatakan Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR ath- Thab rani).
Dalam memperkuat iman seseorang dituntut untuk bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah, di antaranya dengan membiasakan diri membaca Alquran, selalu berbuat baik kepada setiap orang, bersuci dan melaksanakan sholat tepat waktu, bergaul dengan orang-orang yang beriman, dan selalu mengingat Allah dimanapun dan dalam kondisi apapun. Jika semua itu dilakukan maka ketika dihadapkan dengan kemiskinan, seseorang dapat bersabar menjalani setiap himpitan masalah yang dihadapinya. Maka itu perangi kemiskinan dan prostitusi dengan memperkuat keimanan!
====
Penulis adalah Guru SMP Swasta di Pasaman Barat dan Pegiat Literasi di FLP Sumbar.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]