Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sumatra Utara (Sumut) menduduki peringkat ke-5 kematian ibu dan ke-11 kematian bayi paska melahirkan secara nasional. Secara angka kematian ibu 305 per 100.000 dan angka kematian bayi 24 dari 1.000 kelahiran. Hal itu terungkap dalam seminar "Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Stunting Melalui Program KB Paska Persalinan" yang digelar Jhpiego bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumut, di Four Point Hotel, Selasa sore (13/12/2022).
Research and Evaluation Director Jhpiego Siti Nurul Qomariah mengatakan masih banyak masyarakat yang belum tahu bahwasanya setelah persalinan sudah bisa program KB Program yang dikenal KB Paska Persalinan (KBPP) ini sebagai salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan stunting.
"Program tersebut telah berjalan di Sumut sejak tahun 2015-2019 oleh Kementerian Kesehatan RI yang bekerjasama dengan JHPIEGO (organisasi nirlaba untuk kesehatan internasional yang berafiliasi dengan Universitas Johns Hopkins). Kemudian, dilanjutkan secara mandiri oleh Dinas Kesehatan dan BKKBN Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni 2020 dan akan berakhir di Januari 2023," kata Siti.
Research and Evaluation Director JHPIEGO, Siti Nurul Qomariyah mengatakan pada tahun 2020 pihaknya membuat dampingan program KBPP Pilihan di Kabupaten Langkat, Labuhanbatu, Serdang Bedagai dan Kota Binjai. Tujuan projek ini adalah meningkatkan keluaran terhadap kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak melalui peningkatan cakupan pelayanan KBPP yang berkualitas.
"Capaian program KB Paska Persalinan di empat daerah Sumatera Utara sudah mendapatkan kemajuan dari ibu-ibu yang baru selesai bersalin. Mereka sebelum pulang ke rumah sudah mendapatkan KB (dua hari setelah bersalin). Capaiannya sudah 14% dari angka yang awalnya sangat kecil," kata Siti
Turut hadir dalam acara, Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis, Senior Representative JHPIEGO, Maryjane Lacoste, Senior Program Coordinator KBPP Pilihan, Lukmanul Hakim, Deputi Bidang KB & KR BKKBN dr Eni Gustina. Selain itu, perwakilan pemda dari empat kabupaten/kota dampingan program KBPP Pilihan, serta tujuh kabupaten/kota di luar dampingan.
Siti menyebutkan sebagaimana diketahui target program KB nasional yaitu 70%. Namun target ini bukan waktu pulang bersalin langsung KB, tapi dalam waktu 42 hari. Kita berharap capaian program KB di Sumut bisa mendekati target nasional. Saat ini, capaian Sumut untuk KB dalam waktu 42 hari setelah pulang bersalin mencapai 30%. Capaian ini memang sedikit lebih besar dibanding nasional yang mencapai 28%. Karena itu, masih ada PR buat kita semua untuk mencapai target nasional 70%, dan kami secara berkelanjutan mendukung pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai target itu, sebutnya.
Selain KB Paska Persalinan, Siti menuturkan, konseling juga menjadi hal penting sebelum para ibu memasang KB. Capaian konseling tersebut sejauh ini sudah 65%. KB Paska Persalinan perlu dikampanyekan secara masif. Sebab masih banyak masyarakat yang belum tahu kalau pulang bersalin sudah bisa KB. Petugas kesehatan kita sudah diberikan pelatihan untuk pelayanan KB, segera setelah bersalin. Namun memang belum seluruh petugas bisa melakukannya, sehingga ini perlu dilanjutkan. Karena, memasang KB Paska Persalinan membutuhkan pelatihan, ungkapnya.
Senior Representative JHPIEGO, Maryjane Lacoste menyatakan selama periode program KBPP Pilihan khususnya di tiga provinsi (Jateng, Jabar dan Sumut), dengan dukungan dari berbagai pihak, KBPP Pilihan telah berhasil. Antara lain, mengembangkan kurikulum dan modul KB untuk Pendidikan Kebidanan (sarjana dan profesi) bersama institusi Pendidikan, memperkuat 8 pusat pelatihan KBPP dan melatih Tenaga Kesehatan (5 Obgyns, 17 tenaga ahli dan 111 bidan), melatih 15 dosen kebidanan terkait KBPP, melatih 375 PLKB terkait pra-konseling KBPP, memperkuat tim mutu di 89 fasilitas kesehatan baik publik maupun swasta, memperkuat 12 tim mutu kabupaten, dan 12 Pokja Kesehatan Ibu, Anak dan Stunting, melatih utilisasi data untuk pengambilan keputusan melalui portal KBPP, dan intervensi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas upaya pendampingan KB Paska Persalinan yang dilakukan terhadap empat kabupaten/kota. Hal ini tak lain dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta stunting.
"Tujuan KB sebenarnya agar ibu dan anaknya sehat. Sedangkan pada ibu dengan risiko tinggi (usia 35 tahun atau lebih melahirkan), perlu mempertimbangkan kemampuan ekonomi dalam membesarkan anaknya," ujar Ismail.