Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memberi peringatan bahwa AS terancam gagal bayar utang pada 1 Juni 2023 mendatang jika plafon utang tak dinaikkan Kongres AS. Diketahui utang AS saat ini sudah mencapai batas, yakni sebesar US$ 31,4 triliun atau setara dengan Rp 461.000 triliun (dalam kurs Rp 15.000).
Menurut Janet, saat ini AS terancam kehabisan uang tunai. Ia mendesak Kongres AS bergerak cepat untuk menaikkan atau menangguhkan plafon utang agar pemerintah bisa memberikan kepastian terkait pembayaran utang. Ia menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah surat kepada kongres.
"Kita telah belajar dari pengalaman sebelumnya, ketika keputusan tentang kenaikan atau penundaan pagu utang pemerintah harus menunggu hingga menit-menit terakhir, itu dapat menyebabkan masalah serius terhadap dunia usaha dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya utang jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat utang AS," kata Yellen, yang dikutip pada APNews, Rabu (3/5/2023).
AS sendiri berencana untuk meminjam US$ 726 miliar atau setara dengan Rp 10.089 triliun selama kuartal awal tahun ini. Angka itu lebih besar US$ 449 miliar atau setara Rp 6.735 triliun dari yang diproyeksikan pada Januari lalu.
Peningkatan itu dikarenakan saldo kas pemerintah di awal kuartal lebih rendah karena penerimaan pajak yang tak sesuai harapan ditambah pengeluaran yang tinggi. Janet juga mengatakan pada minggu lalu pada sebuah konferensi pers di Washington, AS harus segera mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini.
"Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang, dan itu harus dilakukan tanpa syarat dan tidak boleh menunggu sampai menit terakhir. Saya percaya itu adalah tanggung jawab dasar para pemimpin bangsa kita untuk menyelesaikan ini," tutup Janet.
Meskipun invasi Rusia ke Ukraina tetap menjadi beban pada pertumbuhan ekonomi AS, pejabat Departemen Keuangan mengatakan bahwa perdebatan mengenai batas utang merupakan risiko terbesar bagi posisi keuangan AS.
"Meskipun Kongres pada akhirnya meningkatkan batas utang sebelum terjadi gagal bayar, ketidakpastian yang terjadi dapat meningkatkan biaya pinjaman dan menimbulkan tekanan keuangan lainnya yang akan melemahkan pasar tenaga kerja dan posisi kita di dunia," kata Plt asisten sekretaris kebijakan ekonomi Eric Van Nostrand.(dtf)