Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Federal Reserve atau The Fed menaikkan suku bunga ke level tertingginya dalam 16 tahun terakhir. Suku bunga acuan naik 25 basis poin, yang merupakan kenaikan ke 10 dalam 14 bulan.
Melansir dari BBC, Kamis (4/5/2023), kenaikan tersebut mungkin jadi yang terakhir saat ini. Adapun suku bunga acuan kini berkisar antara 5% sampai 5,25%.
Tingginya suku bunga mendongkrak ongkos pinjaman di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut menyebabkan sektor properti melemah. Era suku bunga tinggi juga memicu bangkrutnya tiga bank di AS.
Bank mulai menaikkan suku bunga secara agresif tahun lalu ketika harga komoditas di AS melonjak dengan laju tercepat dalam beberapa dekade. Bank sentral di seluruh dunia, termasuk di Inggris dan Eropa mengambil tindakan serupa.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya kredit rumah menjadi lebih mahal. Kredit untuk bisnis atau kebutuhan lainnya juga lebih mahal. Dengan naiknya suku bunga, para pejabat memperkirakan permintaan akan turun dan harga akan turun.
Sejak Fed memulai kampanyenya, kenaikan harga di AS telah menunjukkan tanda-tanda moderat. Pada bulan Maret, inflasi mencapai 5% atau tingkat terendahnya dalam hampir dua tahun.
Meskipun capaian itu masih terlalu tinggi untuk Fed yang menargetkan tingkat inflasi 2%. Gregory Daco, kepala ekonom di EY-Parthenon menilai The Fed akan bijaksana untuk berhenti menaikkan suku bunga sekarang.
"Saya kira perang inflasi belum berakhir, tetapi kita berada dalam situasi di mana kita melihat disinflasi bertahap dan kita juga berada dalam lingkungan di mana suku bunga tinggi dan meningkat, dan oleh karena itu harus membatasi aktivitas bisnis, yang seharusnya menyebabkan disinflasi lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," jelasnya.
Di sisi lain, keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga pada hari Rabu adalah bulat dan diharapkan secara luas oleh pasar keuangan.(dtf)