Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) bertekad untuk bergerak maju. Mengingat ada 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia yang tengah bersaing secara ketat. Demikian dijelaskan Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof Dr Azhari Akmal Tarigan, MAg saat konferensi pers di Gedung Biro Rektor kampus II, Jalan Willem Iskander, Medan, Jumat (21/72023). Hadir para wakil rektor, para dekan dan dipandu Sub Koordinator Humas dan Informasi, Yunni Salma, MM.
“UIN SU bertekad bergerak untuk maju, hari ini 58 PTKIN terdiri dari UIN, IAIN dan STAIN seluruh Indonesia terus bersaing luar biasa dari aspek prestasi dan kualitas. Kita belum bisa unggul. Masih UIN Jakarta, Yogyakarta dan Bandung meraih unggul, kita masih baik sekali, satu level lagi. Namun untuk maju, tumbuh dan berkembang, seperti kampus-kampus unggul itu, maka harus dibangun iklim dan susana yang kondusif,” urai Prof Akmal.
Jika tidak, maka menurutnya, UIN SU akan sulit bergerak bangkit, maju dan melangkah lebih baik. Kondusif dimaksud ini harus diwujudkan semua pemangku kepentingan. Hal ini ia tegaskan, terkait isu miring yang beredar selama beberapa minggu ini terkait dugaan jual beli jabatan yang sebenarnya tidak terjadi.
Akmal menjelaskan, UIN SU berdiri karena kolaborasi ulama dan umara kala itu, nilai ini yang terus dibawa hingga sekarang bahkan oleh Rektor Prof Dr Nurhayati, MAg yang menegaskan komitmen dan konsisten memimpin kampus Islam milik masyarakat Sumut ini. Sejak awal rektor dilantik, ia menegaskan tidak ada istilah transaksional atau jual beli jabatan dalam kepemimpinannya. Penetapan pejabat adalah murni karena kualitas dan kinerja
Akmal menegaskan, pemilihan dan penetapan para pejabat di lingkungan kampus tidak pernah ada hal-hal terkait transaksi finansial seperti yang diisukan. Kalau memang ke depan ditemukan dan terbukti, agar dilaporkan di aparat penegak hukum dan UIN SU siap menghadapinya.
“Jika terbukti, akan ditindak tegas. Kita diingatkan rektor, UIN SU adalah amanah, bukan hanya dari Kementerian Agama, tapi amanah dari rakyat Sumut yang harus kita jaga amanah itu,” katanya.
“Tidak boleh ada yang menghambat menuju kebangkitan UIN SU ke depan. Silakan dikritik, kalau ada yang kurang pas, kami dan pimpinan kampus sungguh terbuka untuk itu, membuka ruang dialog untuk menyelesaikan masalah,” ungkapnya.
Tapi, lanjutnya, jika ada tuduhan tidak berdasar dan terindikasi fitnah, maka akan diambil langkah-langkah hukum menghadapinya untuk mengatasi hal itu. Mewakili para pimpinan kampus, Akmal menekankan, tidak bisa sendiri membangun citra positif UIN SU, maka perlu kerja sama dan kolaborasi semua stakeholder, termasuk insan media mitra.
Akmal menambahkan, saat ini UIN SU berada dalam status akreditasi B secara institusi. Dari 62 prodi, tujuh di antaranya sudah akreditasi unggul, sisanya terakreditasi baik sekali dan beberapa prodi masih akreditasi C. Akreditasi ini menjadi fokus kerja rektor dan kepemimpinan yang baru karena indikator akreditasi merupakan ukuran perguruan tinggi berkualitas.
Fokus berikutnya ialah soal peningkatan pelayanan kampus kepada masyarakat, stakeholder dan mahasiswa pada khususnya. Hal ini dituangkan dalam misi untuk mewujudkan smart islamic university yaitu mengembangkan pelayanan kampus berbasis digital.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Dr Zulham, MHum menegaskan, dalam pengangkatannya dan pejabat lainnya tidak ada transaksi. Pernyataan itu ia sampaikan hanya demi kebenaran dan hanya untuk kebenaran, itu tidak terjadi dan tidak diajarkan di UIN SU. Ia mengajak semua pihak membesarkan UIN SU Medan dan tidak mencemari nama baik kampus Islam negeri terbesar di Sumut. Informasi miring yang beredar terkait kampus, sebaiknya agar dilakukan tabayyun dan mengklarifikasinya.
Direktur PPs UIN SU, Prof Syukur Cholil menyampaikan, karena tidak semua masyarakat dibekali literasi media yang baik, maka dikhawatirkan kalau berita yang memuat isu miring tersebut dipercayai dan akhirnya merugikan UIN SU. Tentu suasana ini sulit dalam mengembangkan smart islamic university, maka harus kondusif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ia mengharapkan, isu ini bisa di-counter dengan baik dan tidak berkembang sehingga mengganggu kemajuan kampus.