Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kenaikan harga beras yang disebabkan oleh turunnya produksi secara nasional, naiknya harga di pasar internasional, kenaikan biaya produksi dan kompetisi harga di tingkat kilang padi menimbulkan ekspektasi harga yang rentan dimanfaatkan oleh para spekulan.
Karena itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Medan akan melakukan sidak dan monitoring ke lapangan.
"Ini solusi jangka pendek untuk mengatasi spekulan ditambah dengan melakukan operasi pasar secara efektif oleh pemerintah atau stakeholder terkait," kata Kepala KPPU Kanwil I Medan, Ridho Pamungkas, Selasa (19/9/2023).
Sementara untuk solusi jangka menengah dan panjang, tambah Ridho, adalah meningkatkan produktivitas beras yang dapat dilakukan salah satunya dengan pola kemitraan, bantuan untuk revitalisasi kilang padi kecil dan menengah, dan efiesiensi rantai pasok dan tata niaga perberasan.
Anomali harga beras di Sumut yang dipicu oleh kenaikan produksi namun tidak diikuti oleh penurunan harga memunculkan wacana pembatasan beras keluar dari Wilayah Sumut.
Menurut Ridho, hal tersebut tidak sejalan dengan konsep persaingan. Ia mendukung solusi menyeimbangkan pendistribusian beras dari daerah surplus ke daerah minus dengan pola Kerjasama Antar Daerah (KAD).
"Dengan konsep KAD antar kabupaten/kota di Provinsi Sumut, harapannya kita masih tetap dapat mengendalikan harga dan pasokan beras di Sumut. Juga menjaga harga tetap bagus di tingkat petani dan terjangkau bagi konsumen," kata Ridho.
Berdasarkan data BPS, total produksi beras di Sumut sampai bulan September mencapai 1.392.689 ton dan kebutuhan beras adalah 1.392.6789 sehingga masih ada surplus sebesar 321.546 ton.
"Karena itu sidak dan monitoring memang harus dilakukan. Apalagi harganya terus melonjak. Mudah-mudahan nanti akan diketahui apakah spekulan yang memainkan harga beras di Sumut," katanya.
Untuk diketahui, beras menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi yaitu 0,34% year to date (ytd), diikuti komoditas cabai merah 0,20% dan rokok kretek filter 0,19%.
Beras memberikan andil besar untuk inflasi di lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumut. Beras juga selalu berada di tiga besar penyumbang inflasi di kota IHK yakni Medan, Pematang Siantar, Padangsidimpuan, Sibolga, dan Gunungsitoli.