Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Langkat. Meski furnitur ala internasional sudah masuk ke tanah air, ternyata furnitur yang terbuat dari bambu asal Kota Binjai hingga kini masih memiliki peminat. Permintaannya sudah sampai ke mancanegara seperti Belanda, Jerman, Cheko, Siprus, dan Singapura.
Furnitur bambu yang terdiri dari kursi dan sofa itu dinilai buyer memiliki seni desain yang unik, antik, dan terkesan sederhana. Ketahanannya juga sudah teruji. Perabotan dari bambu itu dianggap tidak mudah keropos dan lapuk seperti bahan kayu biasa. Ekspor furnitur bambu dari kota rambutan itu sudah berlangsung sejak 1995.
Seperti yang diungkapkan Ijon dan Sofyan. Mereka adalah pemilik usaha kerajinan furnitur yang terbuat dari bambu yang terletak di Jalan Letjend Sutoyo, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Jumat (28/7/2017).
Saat itu, Ijon menceritakan ketertarikan negara Eropa terhadap hasil kerajinan masyarakat Kota Binjai itu ketika turis asing berkunjung ke Bukit Lawang. Disana, kata Ijon, terdapat perabotan seperti kursi dan sofa dari bambu. Para turis kemudian membawa informasi tersebut ke negara masing masing.
"Kursi dan sofa bambu Kota Binjai dikenal karena produknya sering disaksikan turis dari Eropa yang berkunjung ke Bukit Lawang. Sebelum mereka tiba di kawasan Bahorok, objek wisata alam, turis-turis Eropa ini banyak melihat produk-produk yang unik terbuat dari bambu di Kota Binjai dan Bukit Lawang," katanya.
Dari kisah itu, sambung Sofyan, para penggemar kursi dan sofa bambu ini terus melakukan pesanan terhadap beberapa perajin. Awalnya Maret 2006, Kota Binjai melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah mengekspor satu peti kemas produk anyaman bambu termasuk jenis sofa dan kursi ke negara Republik Cheko sesuai permintaan konsumen.
Selain ke Cheko, pada 1997 ke negara Siprus, tahun 2001 ke Jepang, tahun 2004 lalu dikirim ke Belanda dan pada 2005 dan 2006 permintaan yang cukup besar adalah ke Republik Cheko.