Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kementerian Perhubungan akan memberi pelatihan pada kru pesawat agar bisa melakukan pertolongan pertama saat penerbangan. Kemenhub menggandeng Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PBIDI) terkait pelatihan ini.
"Dunia penerbangan itu sangat sarat dengan layanan. Layanan yang baik adalah sebuah keharusan. Jadi saya lihat, ada satu pendidikan (pelatihan pertolongan pertama oleh pramugari dan awak pesawat) yang bisa ditambahkan menjadi satu kompetensi untuk take care kepada penumpang," ujar Budi usai memberikan penghargaan kepada para dokter heroik di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (7/8).
Pada 30 Juli lalu, seorang penumpang pesawat diketahui tak sadarkan diri dalam penerbangan dari Balikpapan ke Jakarta. Kala itu ia berhasil diselamatkan oleh empat dokter IDI yang kebetulan ada di pesawat tersebut.
Budi menilai pelatihan kepada petugas di pesawat sangatlah penting mengingat kejadian serupa bisa terjadi terhadap siapa dan di mana saja. Oleh karena itu, ia berharap melalui pelatihan tersebut bisa memberikan level of service yang lebih baik lagi.
"Bagi dokter-dokter ini, memang kejadian ini sederhana. Tapi bagi kita yang awam ini adalah pengetahuan yang harus diperoleh secara khusus. Jadi ini kita minta level edukasi yang advance. Bisa pelatihannya satu hari, namun bisa bermakna untuk jutaan orang," kata Budi.
Budi belum memberikan keterangan secara detail mengenai rencana kerjasama tersebut. Namun ia memastikan akan segera memanggil perwakilan PBIDI membahas rencana tersebut.
"Saya akan undang hari Kamis atau Jumat ini (untuk membahas kerjasama tersebut). Namun kerjasamanya setelah itu (setelah bertemu). Saya yakin Garuda, Lion, Sriwijaya pasti tertarik (untuk melakukan kerjasama pelatihan)," sebutnya.
"Karena tidak selalu setiap penerbangan ada dokter kan. Jadi saya pikir ini adalah kebutuhan kita untuk memiliki awak yang mempunyai knowledge mengenai ini. Respon time itu hanya berumur 5 menit (memberikan pertolongan utama). Ini waktu yang sangat pendek, namun dengan penanganan yang cepat dan tepat ini akan sangat menentukan," tambahnya.
Rencana itu pun disambut baik oleh para dokter yang menerima penghargaan karena telah menolong penumpang tak sadarkan diri. Salah satunya Didik K Wijayanto yang menyebut ide pelatihan tersebut sangat baik untuk direalisasikan.
"Kami menyambut baik ajakan pak menteri karena memang ini adalah suatu hal yang sangat penting. Ini yang kita sebut sebagai basic life support yang sangat penting dilakukan disaat-saat yang krusial. Hal ini juga tidak terlalu sulit untuk dilakukan sebenarnya, asal sudah diberikan pelatihan yang benar dan tepat," katanya.
Salah seorang penumpang berusia 50 tahun tak sadarkan dalam penerbangan GA 567 dengan tujuan Balikpapan-Jakarta. Kala itu kejadiannya sekitar 35 menit menjelang pendaratan.
Kru pesawat mengumumkan adakah di antara penumpang dalam penerbangan yang berprofesi sebagai dokter. Kemudian keempat dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu berdiri dan memberikan pertolongan. (dtc)