Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Sosok CEO Gojek Nadiem Makarim begitu fenomenal di saat sekarang. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, anak-anak muda Indonesia harus difasilitasi oleh pemerintah agar bisa menjadi Nadiem-nadiem baru.
"Jadi republik ini harus membuat the necessary condition. Apa yang perlu sehingga hak anak Indonesia bisa menjadi Nadiem-nadiem baru," ungkap Sri Mulyani saat peringatan 71 Tahun Hari Oeang di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Sri Mulyani menyatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan dengan serius dalam persoalan ini. Pertama, pemerintah harus menciptakan keadilan daya beli agar semua masyarakat, khususnya anak muda sehingga bisa memanfaatkan tekonologi.
"Kenapa adil ini menjadi penting karena kalau kita lihat di dalam konteks Indonesia, orang yang bisa pertama menikmati aplikasi, itu adalah orang pertama punya daya beli untuk membeli mobile smartphone, berarti kesenjangan ekonomi akan menghilangkan mereka yang tidak memiliki daya beli untuk bisa menikmati itu," terangnya.
Kedua, teknologi tidak bisa dinikmati semua anak muda karena sekarang masih ada daerah yang belum teraliri listrik dan mendapatkan akses internet dengan cepat.
"Kalau mereka berada di daerah yang tidak ada fasilitas listrik masuk maka mereka tidak bisa menjadi generasi muda yang memiliki tiga karakter tersebut," jelasnya.
Ketiga, kata Sri Mulyani yaitu individu yang ingin ada peningkatan. Dari yang tadinya hanya menggunakan menjadi ikut menciptakan seperti yang sudah dilakukan oleh tokoh-tokoh sekarang. Tapi pendidikan maupun kualitas individu tersebut tidak mempuni.
"Mereka harusnya tidak hanya menjadi user makin lama mereka dengan menggunakan mereka idea dan menjadi creater. Ide kemudian menciptakan. Tapi ini hanya muncul dari orang-orang yang memiliki capacity intelektual dan kreativitas," paparnya.
Sri Mulyani ternyata telah mengenal Nadiem cukup lama, bahkan sebelum mendirikan Gojek. Ia menceritakan Nadiem tak menyelesaikan kuliah di Universitas Harvard namun berhasil menciptakan produk yang akhirnya bisa membantu orang banyak.
Sri Mulyani pun menyadari tak semua anak bisa menyerupai kesuksesan Nadiem bila tiga persoalan di atas tidak bisa tertangani. "Orang dengan keluarga miskin dan hanya untuk masuk sekolah dasar saja nggak mampu, pasti tidak akan bisa seperti Nadiem," tegas Sri Mulyani.
Di sinilah menurut Sri Mulyani peran pemerintah dibutuhkan, terutama dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Agar bisa menutupi persoalan daya beli, kekurangan infrastruktur seperti listrik hingga pendidikan.
"Oleh karena itu fokus dari pemerintah APBN adalah memberikan kesempatan dalam hal investasi sumber daya manusia, kesehatan, pendidikan pengentasan kemiskinan adalah sesuatu yang harus dilakukan," ujarnya.
"Bukan karena ini menjelang Pemilu orang akan populis karena kemarin salah satu juga ada yang menanyakan begitu. tidak. Tetapi lebih karena ini adalah hak rakyat Indonesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia," kata Sri Mulyani. (dtc)