Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Kudus. Pemerintah akan mengimpor beras khusus sebanyak 500 ribu ton. Sontak, hal itu membuat petani di Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menolak adanya rencana pemerintah itu. Mereka melakukan protes di pinggir sawah desa setempat, Senin (15/1).
Nur Kholik, anggota petani Gapoktan Ngudi Waluyo, mengatakan, petani resah dengan adanya rencana pemerintah.
"Empat bulan sudah kami lakukan tanam. Ini hampir panen. Lha kok pemerintah malah berencana impor beras. Apa enggak merugikan petani?" ujarnya.
Kalau sampai pemerintah impor beras bersamaan dengan panen raya, maka sama saja dengan merugikan petani. "Harga beras bisa jatuh gara-gara kemasukan beras impor," katanya.
Harga gabah di saat panen di Desa Undaan Lor Rp 580 ribu per kuintal. Menurutnya, luas lahan sawah di Undaan Lor 450 hektar. Satu hektar sawah diperkirakan dapat menghasilkan 8 ton gabah setiap kali panen.
Akhir Januari 2018 diperkirakan desa ini akan panen raya. Hal itu otomatis menurunkan harga gabah. Dengan rencana pemerintah hendak mengimpor beras, dikhawatirkan harganya semakin anjlok.
"Nanti kalau panen raya harganya (gabah) bisa turun sampai Rp 240 ribu per kuintal. Kalau ada impor beras ya merugikan petani. Apalagi dari penebas (tengkulak) takut membeli, soalnya menanti harganya turun," kata Rohwan Ketua Gapoktan Tani Mulyo.
Kepala Desa Undaan Lor Edi Pranoto mengatakan pihaknya memang telah mendapatkan keluhan petani desanya. Mereka gelisah dengan rencana impor beras. "Terus terang. Rencana pemerintah sudah buat petani gelisah. Kasihan petani," kata Edi.
Di MT (Musim Tanam) I 2018 yang seharusnya berlangsung Oktober (2017)-Januari (2018), untuk Desa Undaan Lor maju di Bulan September 2017. Oleh karenanya, panen bisa dilakukan pada bulan Januari.
"Semoga saat panen ini. Beras impor tidak jadi masuk. Biar petani bisa sejahtera karena harga beras bagus dan menguntungkan mereka," pungkasnya. (dtf)