Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Semarang - Seorang pria di Kota Semarang, Kasmin Riyadi (38), berhasil membuat eskavator dan bahkan sudah diminati pengusaha dan terjual. Pria lulusan Politeknik Negeri Semarang (Polines) itu memberi nama eskavator buatannya 'Kasmino'.
Kasmin semula bekerja di perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang servis hidrolik industri. Sejak tahun 2005, ia memilih merintis usaha servis hidrolik industri.
"Ada pengusaha yang tahu saya sering servis alat berat, terus ada yang coba pesan. Itu tahun 2012 untuk alat peraga," kata Kasmin saat ditemui detikcom di rumah sekaligus bengkelnya, Jalan Nirwanasari Raya nomor 14C RT 01 RW 01, Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Senin (29/1/2018).
Melihat ada yang senang dengan hasil karyanya, Kasmin pun terpicu membuat alat berat dan bermimpi bisa bersaing dengan alat berat buatan luar negeri. 'Kasmino' pun hanya bisa mengandung bahan asli Indonesia sebesar 30%, sisanya masih impor.
"Yang asli Indonesia ragangan (rangka) dan silinder. Kita memang masih tertinggal, motor hidrolik ini yang buat baru Polandia. Kabel ini Italia. Seharusnya sudah ada pengembangan pusat teknologi alat berat, biar tidak impor," ujarnya.
Di halaman rumah Kasmin, terpampang eskavator mini atau bertipe PC 70 berwarna oranye. Buatan luar negeri, alat dengan tipe yang sama memiliki harga kisaran Rp 500 juta, sedangkan 'Kasmino' sekitar Rp 250 juta.
"Yang di rumah ini hanya alat peraga, contoh. Yang sudah dipakai itu ada di Demak, untuk mengeruk tambak agar lebih dalam. Harganya bisa setengah dari buatan luar," ujar pria asli Cilacap itu.
Dengan nama 'Kasmino', dia berharap mudah diingat dan bisa sejajar dengan produk luar negeri. Penambahan huruf "o" sendiri agar mirip nama Jepang. "Biar seperti nama Jepang diberi O. Semoga bisa berjajar Sumitomo, Nagano, atau lainnya. Tapi nama itu juga Indonesia banget," ujarnya.
Untuk membuat satu alat berat seberat sekitar 500 kg itu, Kasmin dibantu 4 orang asisten. Karena semua pengerjaan manual, waktu yang dibutuhkan sekitar 1 sampai 2 bulan.
Lebih lanjut, Kasmin juga mengaku pernah menyurati Presiden Joko Widodo untuk meminta dukungan produksi. Surat yang dikirim 15 Juli 2017 itu ditanggapi dan dibalas oleh Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Dalam surat balasan tersebut, Kasmin diminta menghubungi Kementrian Perindustrian. Kemudian Kasmin sudah menghubungi pemerintah daerah dan pernah mengikuti pameran di PRPP Semarang.
Pak Ganjar (Gubernur Jateng) beli satu lewat Balitbang Jateng," pungkasnya.
Rabu (31/1) mendatang, Kasmin akan berangkat ke Jakarta untuk mempresentasikan 'Kasmino' di Kemenristekdikti. Ia berharap alat buatanya bisa mengikuti program inkubator agar bisa semakin berkembang.
"kalau sudah bisa membuat eskavator, saya yakin Indonesia sudah bisa membuat alat-alat berat lainnya karena ini yang paling sulit. Masih banyak anak bangsa yang lebih hebat di luar sana yang bisa membuatnya, Indonesia pasti bisa," tegas Kasmin. dtc