Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sukabumi. Heri Santoso (33) warga Pasirkolotok, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jabar, mendatangi kantor Polsek Nagrak Resor Sukabumi karena merasa ada pihak yang menggunakan fotonya di media sosial (medsos) dan membuat penghinaan ke warga Sukabumi. Di depan polisi, Heri mengaku sudah lama tidak eksis menggunakan Facebook.
"Lihat saja ponsel yang saya pakai seperti ini, terakhir punya Facebook itu pas saya pakai Blackberry. Setelah itu nggak buka-buka lagi," kata Heri kepada sejumlah media di Polsek Nagrak, Jalan Raya Palabuhanratu - Sukabumi, Selasa (30/1/2017).
Heri mengaku mengetahui tentang status hinaan itu setelah beberapa warga mendatangi tempat jualannya di Jalan Pamuruyan, Nagrak. Karena merasa tidak membuat status seperti itu, Heri kemudian mencari perlindungan ke polisi dengan melaporkan akun bernama 'Khuntet Heri'.
"Saya merasa tidak membuat postingan dan hinaan kepada warga Sukabumi. Saya juga enggak tau kalau nama dan foto saya dibuat seperti itu. Yang pasti akun itu bukan punya saya, bahkan saya juga melapor agar kepolisian bisa menangkap pemosting yang menggunakan foto saya," tutur Heri.
Dalam unggahan teks yang dibuat oleh akun bernama 'Khuntet Heri', tertulis tantangan dan hinaan kepada warga Sukabumi. Foto yang digunakan akun itu memang wajah Heri Santoso. Unggahan itu kemudian dikomentari ratusan warganet yang terpantik kemarahan akibat tulisan bernada provokasi itu.
Dituduh Hina Warga Sukabumi, Pria Ini Polisikan Akun 'Khuntet Heri'Heri saat melaporkan akun Facebook yang mencatut nama dan fotonya. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Ditemui di lokasi yang sama, Kapolsek Nagrak Kompol Parlan menjelaskan jika kedatangan Heri untuk melaporkan seseorang yang menggunakan foto miliknya di media sosial.
"Yang bersangkutan mengaku bukan pemilik status yang diposting di Facebook, dia hanya menjelaskan jika foto dan namanya dicatut. Dia memang pernah dibuatkan Facebook oleh temannya, tapi sudah lama tidak pakai karena ponselnya sudah dia jual," ujar Parlan.
Parlan mengimbau agar pengguna media sosial tidak mudah terprovokasi sebelum mengetahui kejadian sebenarnya.
"Jadi jangan mudah di adu domba oleh media sosial, lebih baik jeli dan hati-hati menanggapi setiap postingan di media sosial. Pakai foto siapa kemudian dibuat untuk menjelek-jelekan, kemudian terprovokasi akhirnya terjadi hal yang tidak diinginkan kepada orang yang fotonya dipakai itu," tutur Parlan. (dtc)