Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah menargetkan divestasi saham PT Freeport Indonesia hingga 51% bisa selesai bulan depan. Proses divestasi saham Freeport Indonesia dilakukan dengan mengambil hak partisipasi (participating interest/PI) Rio Tinto di tambang Grasberg dan mengakuisisi 9,36% saham milik Indocopper Investama.
Berdasarkan studi dari Deutsche Bank, valuasi 40% PI Rio Tinto sekitar US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun dengan kurs Rp 13.700. Angka tersebut di bawah harga pasar yang seharusnya dibayarkan Indonesia nantinya melalui PT Inalum (Persero).
"Dengan segala risiko tersebut, kami memperkirakan dibutuhkan US$ 3,3 miliar sudah termasuk diskon 14%," tulis riset harian Deutsche Bank, Jumat (9/3).
Rio Tinto berencana melepaskan kepemilikan PI-nya di tambang Geasberg milik Freeport Indonesia karena beberapa kejanggalan yang dialami, antara lain isu pembuangan limbah yang menjadi perhatian investor, tidak mendapatkannya bagian dari produksi di tambang Grasberg karena peralihan tambang terbuka ke bawah tanah diperkirakan selama tiga tahun.
"Di pertengahan 2020, tambang bawah tanah akan menggerus 8% dari EBITDA," bunyi keterangan tersebut.
Tambang Grasberg merupakan tambang terbesar Freeport Indonesia yang 90,64% sahamnya dimiliki Freeport McMoran termasuk 9,36% saham Indocopper Investama dan 9,36% dimiliki Inalum. Akan tetapi, Rio Tinto memiliki PI sebesar 40% di tambang ini yang berhak atas 40% produksinya.
Langkah pencaplokan PI Rio Tinto dilakukan lebih dulu bukan tanpa alasan, pasalnya perusahaan tambang raksasa ini memiliki andil yang besar dengan kepemilikan hak paritisipasi 40% di tambang Grasberg.(dtf)