Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Gresik. Selama ini pelanggar lalu lintas lebih banyak diberi imbauan lewat kata-kata atau tindakan tilang agar tak mengulangi perbuatannya lagi. Tindakan tersebut terkadang efektif, namun terkadang masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
Sat Lantas Polres Gresik mempunyai cara sendiri untuk menumbuhkan kesadaran pengguna jalan agar tertib berlalu lintas. Caranya adalah dengan menggunakan hipnotis terhadap pelanggar lalu lintas. Dengan cara ini, akan timbul kesadaran dari alam bawah sadar bahwa perbuatannya salah dan tidak akan diulangi lagi.
"Kami membuka 'bengkel otak', pelanggar lalu lintas kami hipnotis agar tidak melakukan pelanggaran lagi," ujar Kasat Lantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto kepada wartawan saat membuka 'bengkel otak' di kawasan Bunder, Gresik, Jumat (9/3/2018).
Wikha mengaku sengaja membuat terapi hipnotis ini untuk mengubah mindset pengguna jalan yang melakukan pelanggaran. Karena sekecil apapun pelanggaran yang dilakukan, dampaknya akan mengakibatkan kecelakaan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena itu pelanggar lalin perlu disugesti melalui hipnotis.
Wikha menjelaskan bahwa metode ini merupakan pengembangan dari Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Riding sehingga yang disugesti langsung mengaplikasikannya di jalan. Terapi ini juga mengubah perilaku pengguna jalan menjadi lebih tertib setelah mendapat sugesti positif tentang tertib lalu lintas
"Usai menjalani terapi hipnotis, kami berharap pengguna jalan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas," kata Wikha.
Direktur Thanks Institut Indonesia Ketut Abid Halimi mengatakan bahwa pelaggar lalu lintas mempunyai kerusakan otak, terutama di bagian kanan. Karena itu perlu dibenahi yang salah satunya lewat hipnotis.
"Pelanggar lalu lintas itu otaknya rusak di bagian kanan. Perlu dibenahi secara intensif melalui terapi hipnotis," ujar Ketut yang juga seorang motivator..
Salah satu warga yang terjaring karena melanggar lalu lintas adalah Hermawan (38), warga Suci, Manyar, Gresik. Hermawan awalnya berpikir bahwa kesalahannya hanya sepele. Tetapi setelah dihipnotis, ia mulai berpikir dan menjadi tenang serta menyadari kesalahannya.
"Saya justru jadi lebih tenang. Saya pikir tidak apa-apa tidak menggunakan helm karena mau menyeberang saja ke warung kopi," kata Hermawan. (dtc)