Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Yvonne S Lima (60) tidak terima produk arang shisha bermerek Cocobrico, yang telah dimilikinya selama 15 tahun dipalsukan HT. Yvone pun mengaku mengalami kerugian hingga Rp 1 triliun selama lima tahun belakangan.
HT merupakan direktur sebuah pabrik bodong di Jepara, Jawa Tengah. HT telah melakukan aksi ekspor produk arang shisha palsu selama lima tahun ke Jerman dan Rusia dengan menggunakan merek Cocobrico milik Yvonne.
"Kerugiannya itu sangat banyak, sangat menurunkan omzet saya. Karena perbuatan dia (HT) perusahaan saya mengalami kerugian setidaknya Rp 20 miliar sebulan, selama lima tahun setidaknya Rp 1 triliun," ucap Yvonne di gedung KKP, Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2018).
Yvonne mengatakan dalam sebulan pihaknya dapat mengekspor setidaknya 10 kontainer ke Jerman dan Rusia. Atas perbuatan HT, ia pun hanya dapat mengirim 5 kontainer per bulan ke Rusia atau Jerman.
"Biasanya ke Rusia itu 10 kontainer, ke Swedia 3 sampai 4 kontainer, kalau ke Jerman sekitarnya segitu kadang 3 sampai 10, tetapi memang lebih banyak di ekspor ke Rusia, peminatnya kita lebih banyak di sana," ujar ibu paruh baya ini kepada wartawan.
Yvonne mengatakan pemalsuan ini juga tidak hanya dilakukan oleh HT. Dalam 15 tahun berkarier, setidaknya sudah 3 kali produknya dipalsukan. Sayangnya, setiap kali pelaku tertangkap, pelaku lain muncul.
"Ini yang ketiga kali, dulu di Salatiga, sudah kita lakukan penerobosan baru terhadap kemasan atau produk tetap saja ada pelaku yang memalsukan, " ucap Yvonne.
Yvonne mengatakan para konsumen di Jerman dan Rusia kerap mengkomplain produk itu. Para konsumen komplain mengalami pusing dan mata perih akibat mengonsumsi produk palsu itu.
"Saya sering kena komplain. Mereka bilang ke saya apa Indonesia tempat produk palsu. Produk palsu itu bikin mereka pusing. Kan mereka pasang di dapur kecil dan asapnya kena mata perih, karena asap berasal dari tobacco itu, " ucap Yvonne.
Yvone pun berharap para pelaku tidak mengulangi perbuatannya. Menurutnya, kerugian terhadap stabilitas persaingan pasar internasional sangat sulit ditangani bila kecurangan selalu terjadi. "Tetapi kerugian pasar yang sebetulnya sulit dihargai. Kami berjuang bertahun-tahun memulihkan pasar ini. Kalau produk palsu datang terus, pasar nggak bisa pulih," ucap dia. (dtc)