Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Investasi eksplorasi di hulu migas perlu didorong, sebabnya penemuan cadangan minyak yang besar masih jarang. Sekretaris SKK Migas Arief S Handoko mengatakan, dari tahun 1892 penemuan cadangan minyak yang besar sekitar tahun 1941 yakni Duri dan Minas.
"Ini yang mengkhawatirkan juga buat kita, ini penemuan cadangan migas di seluruh Indonesia. Kenapa kita memerlukan investasi kegiatan eksplorasi yang masif, dari 1892 itu yang kita temukan cadangan minyak yang besar hanya di Duri, Minas, Chevron dulu Caltex. Itu sebelum kita merdeka," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (16/4).
Kemudian, penemuan cadangan minyak pada tahun 1970-1971 yakni Attaka dan Arun. Penemuan cadangan yang besar setelah itu ialah Natuna D-Alpha sekitar tahun 1974.
Selanjutnya, penemuan setelah tahun 1990-an ialah Abadi dan Banyu Urip. Akan tetapi, cadangannya tak sebesar Duri dan Minas.
"Kemudian di 1990-an ke sini hanya punya Banyu Urip, Banyu Urip kalau dibandingkan Minas dan Duri jauh banget. Abadi punya Masela juga temuan yang bagus lainnya nggak ada," ujar dia.
Sayangnya, kata dia, investor dari kegiatan eksplorasi itu asing semua. Dia berharap, ke depan, nantinya perusahaan nasional dapat menemukan cadangan minyak yang besar.
"Dan ini pun investor asing semua, saya sebagai orang Indonesia berharap suatu saat swasta nasional atau national oil companyPertamina, atau Saka lewat PGN punya temuan yang besar kaya Minas atau Duri," ungkapnya.(dtf)