Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pihak Istana Kepresidenan menanggapi soal maraknya hashtag (tanda pagar) di media sosial dan nyanyian yang menyerukan '2019 ganti presiden' di Pilpres 2019 mendatang. Istana menganggap semua itu adalah bagian lucu-lucuan dari proses demokrasi.
Sekretaris Kabinet Pramono Anungmengatakan, hashtag dan nyanyian mengenai ganti presiden tersebut dibolehkan saja di dalam sebuah negara. Namun kegiatan itu harus dalam koridor demokrasi.
"Ya, dalam negara demokrasi yang namanya selama masih dalam koridor demokrasi, bikin hashtag, lagu, bikin puisi, bikin saja. Bikin film, bikin drama, bikin apa saja, ini negara demokrasi dan kita menghormati itu," kata Pramono Anung saat ditemui di kantornya, Gedung Sekretariat Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6).
Namun, tegas Pramono, yang paling penting adalah gerakan atau kegiatan tersebut tidak melakukan pemaksaan terhadap rakyat. Hormati hak masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.
"Yang paling penting adalah tidak boleh ada pemaksaan kepada rakyat, kepada masyarakat, kepada pemilih. Dan kita juga harus saling menghormati untuk itu," kata Pramono.
Pramono sendiri menilai, maraknya hashtag ataupun lagu untuk ganti presiden di Pilpres 2019 tersebut, sebagai bagian dari lucu-lucuan dalam berdemokrasi.
"Dan kami terus terang tentunya sebagai partai atau pendukung Presiden Jokowi, kami melihat itu bagian dari lucu-lucuan saja," katanya.
Pramono juga menambahkan, berdasarkan hasil survei, gerakan #2019GantiPresiden tersebut juga tidak berpengaruh banyak terhadap elektabilitas Jokowi. Hal itu lah yang membuat Pramono menilai gerakan tersebut sebagai bagian dari seru-seruan demokrasi.
"Sekarang ini masyarakat, rakyat, pemilih kita ini kan sudah sangat cerdas. Mereka tahu ini motif politk apa dan sebagainya. Sekarang ini mereka sudah punya pilihan preferensi itu sudah ada. Apalagi dari hasil survei yang berkali-kali dilakukan oleh lembaga survei, lembaga survei manapun, posisi Pak Jokowi tidak berubah dengan hanya karena hashtag, karena lagu. Jadi menurut saya seru-seruan saja, demokrasi kita punya pilihan. Bahkan kalau Via Valen nyanyi lagu yang seru juga," jelasnya. (dtc)