Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus berada dalam posisi yang cenderung tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Siang ini, mata uang negeri Paman Sam tersebut berada di Rp 14.335.
Pakan ternak merupakan salah satu hal yang terkena dampak dari penguatan dolar AS terhadap rupiah. Pasalnya, bahan pakan ternak saat ini masih mengandalkan impor.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan pada dasarnya bahan pakan 30% masih mengandalkan impor. Adapun komoditas yang diimpor misalnya bungkil kedelai.
"Sebenarnya cost struktur dari pakan itu 30% tapi dari nilai itu 60%. Impor misalnya vitamin, bungkil kedelai itu 100% impor," jelasnya di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (4/7).
Ia memaparkan, akibat adanya penguatan dolar maka harga bahan pakan akan ikut meningkat. Pasalnya, bahan impor memengaruhi 60% dari nilai yang dikeluarkan.
Desi pun memperkirakan hingga akhir tahun nanti harga pakan akan meningkat sebesar Rp 300 dari saat ini yang dibanderol Rp 6.000/kg hingga Rp 6.300/kg untuk pakan layer dan broiler Rp 7.300/kg.
"Kalau ada kenaikan (nilai dolar AS), harga pakan otomatis naik. Sebenarnya kan kita sudah naik dari awal tahun itu Rp 300 sampai Rp 350. Jadi sampai akhir tahun naik lagi Rp 300," ungkapnya,
Sementara itu, untuk mengatasi kenaikan harga pihaknya meminta permerintah untuk mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sebab hal ini dinilai menyengsarakan pengusaha.
"Mempertahankan harga rupiah average itu akan sangat membantu. Itungan kemarin kan Rp 13.500 sampai Rp 13.600," tutupnya. (dtf)