Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Investor pasar saham bersikap wait and see pada sesi perdagangan Kamis (5/7/2018). Pelaku pasar was-was menjelang pengumuman kenaikan tarif impor barang-barang dari China oleh Amerika Serikat (AS), besok.
Analis Lotus Andalan Sekuritas, Gunawan Benjamin, mengungkapkan, jika kebijakan tersebut benar-benar ditempuh AS, maka kemungkinan besar China akan melakukan hal serupa. "Tentu akan terjadi perang dagang," katanya.
Dikatakannya, perang dagang selama ini telah menjadi isu besar di perekonomian global. Perang dagang ini memicu terjadinya pelemahan pada kinerja indeks bursa global, dan cenderung membuat mata uang dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, tanpa terkecuali Rupiah. "Sejauh ini pelemahan Rupiah memang terhenti. Setelah sebelumnya sempat melemah hingga ke level 14.400/dolar AS," katanya.
Saat ini Rupiah diperdagangkan di kisaran 14.370-an/dolar AS. Dampak dari pelemahan Rupiah ini memang sangat memukul ekonomi nasional. Pelemahan Rupiah memicu terjadinya pelemahan pada IHSG dan mengerek sejumlah biaya produksi, yang pada akhirnya memicu terjadinya kenaikan harga di dalam negeri.
Meski demikian pelemahan rupiah juga menguntungkan salah satu sisi di antaranya adalah peningkatan nilai ekspor komoditas unggulan. Sayangnya, pelemahan rupiah ini juga tidak diikuti dengan penguatan harga komoditas unggulan, kecuali batubara. Alhasil Rupiah yang melemah tidak memberikan dampak positif yang signifikan bagi sejumlah komoditas unggulan.
Pelemahan rupiah juga membuat hutang luar negerimembengkak. Bukan dari sisi besaran hutangnya, namun dari konversi hutang ke mata uang Rupiah. Walaupun ini sifatnya volatile, bisa berubah setiap saat. Pelemahan Rupiah belakangan ini ditambah dengan kenaikan harga minyak mentah dunia yang menyentuh US$74 per barel, juga mengakibatkan pemerintah menaikkan harga BBM di tanah air.
IHSG yang ditutup menguat tipis di level 5.739 naik sebesar 5,69 Poin atau naik 0,09%. Bursa saham Malaysia mengalami penurunan sebesar 0,13%, Indeks Hangseng turun 0,39%, Shanghai turun 0,91% dan bursa Korea turun 0,3%.
Pada perdagangan sebelumnya, di bulan Maret Perang dagang antara AS dan China juga telah memberikan dampak penurunan bagi IHSG dan indeks saham di Asia. IHSG berada dalam trend bearish dimana investor tampaknya cenderung menarik dananya atas sejumlah saham.
Kekhawatiran ini muncul atas kebijakan kenaikan tarif impor barang-barang China yang membuat kepanikan publik. "Meskipun pada perdagangan kemarin isu ini sudah mulai mereda namun kini kembali mencuat dan memperburuk keadaan," pungkasnya.
.