Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Serang. PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) akan menaikkan harga dua mobil andalan Pajero Sport dan Xpanderyang sebelumnya sudah mengalami kenaikan di awal tahun 2018.
Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI Irwan Kuncoro mengungkapkan, kenaikan ini sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi nilai tukar mata uang yang semakin tinggi.
"Waktu di awal tahun kami optimis melihat secara keseluruhan makro ekonomi serta tingkat consumer index tinggi. Saat itu yang kita antisipasi adalah nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi. Kenaikan harga kalau kurs semakin tidak baik tidak bisa dihindari," ucap Irwan saat ditemui di Serang, Banten, Selasa (17/7).
Kenaikan harga sebesar Rp 2 juta untuk Mitsubishi Xpander dan Rp 5 juta untuk Pajero Sport yang berlaku mulai 1 Agustus 2018. Namun Irwan juga menambahkan bagi yang memang sebelumnya sudah melakukan pesanan sebelum tanggal tersebut maka akan dikembalikan harga sesuai SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) dalam bentuk cashback.
Harga Mitsubishi Xpander saat ini paling murah mencapai Rp 194.100.000 dengan varian termahal Rp 251,9 juta. Sedangkan Pajero Sport mulai Rp 458 juta sampai Rp 665 juta. Xpander pertama kali naik harga di bulan Mei lalu.
Irwan menegaskan bahwa Mitsubishi tidak serta merta menaikkan harga, namun tentu melalui hasil studi. "Kita naikin harga tentunya dengan study ya, yang kompetitif, kemudian juga demand-nya mempengaruhi. Nggak mungkin itu naiknya yang drastis gitu ya," jelasnya.
Menurutnya, setiap tahun harga mobil itu pasti naik, baik karena faktor Bea Balik Nama (BBN) atau lainnya, dan itu merupakan bentuk strategi harga yang biasa terjadi.
Sementara itu, Head of Marketing & Sales MMKSI, Imam Choeru Cahya mengungkapkan, dari melemahnya rupiah saat ini hingga batas Rp 14.000, maka kenaikan harga harus dilakukan.
"Kita sama-sama mengetahui, komponen kendaraan itu tidak semua lokal, dan ada beberapa yang dari luar, impor. Dan ini sangat pengaruh terhadap biaya produksi," ujar Imam.
Imam juga mengungkapkan bahwa jumlah nominal kenaikan harga yang dilakukan melalui kajian terlebih dahulu agar masih dapat diterima konsumen. (dto)