Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.co,m-Pematang Siantar. Terkait kenaikan harga telur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pematang Siantar berbeda keterangan dengan pedagang telur di Pasar Horas. Pihak Disperindag mengatakan bahwa kenaikan harga telur sangat rendah, sementara pedagang telur mengatakan kenaikannya cukup tinggi.
Kepala seksi Persaingan Konsumen Disperindag kota Pematang Siantar, Anto Damanik, Rabu (25/7/2018), mengatakan,kenaikan harga telur sangat rendah ,yaitu hanya naik berkisar Rp 50.
"Memang ada kenaikan,tapi sangat rendah,hanya berkisar 50 rupiah saja per butir.Kalau tadinya harganya Rp 1.100 naik jadi Rp 1.150 dan yang Rp 1.200 menjadi Rp 1.250," katanya.
Walaupun kenaikannya masih rendah, tambah Anto, pihak Disperindag telah melakukan penelusuran dengan mempertanyakan kepada para distributor telur. Dan jawaban yang mereka peroleh bahwa kenaikan harga telur tersebut adalah akibat kurangnya produksi telur dari para peternak ayam petelur.
"Setelah kita cek ke Distributor telur, penyebab kenaikan harga tersebut adalah karena kurangnya pasokan telur dari peternak.Tapi bulan depan harga telur dipastikan akan turun kembali,",jelas Anto.
Sementara itu, Ridhoi Wanti Gea (25), salah seorang pedagang telur di Pasar Horas Pematangsiantar memberikan keterangan yang berbeda soal besaran kenaikan harga telur. Menurutnya, kenaikan harga telur cukup tinggi, yaitu antara 150-Rp 200 per butir,. Kalau harga lama Rp 1.100 naik jadi Rp 1.250 dan ada yang naik sampai Rp 1.300.
"Bahkan harga telur bebek naiknya sangat tinggi,dari semula Rp 1.700 naik jadi Rp 2.200 per butir," kata Ridhoi.
Ridhoi yang sudah 5 tahun lebih berdagang telur ini merasa sangat heran dengan waktu kenaikan harga telur ini."Biasanya harga telur naik menjelang Lebaran.Tapi kali ini harga telur naik setelah Lebaran ,jadi sangat mengherankan," cetusnya.
Hasil pantauan,bahwa kenaikan harga telur ini tidak memicu kenaikan harga-harga bahan-bahan pangan lainnya.