Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pematangsiantar. Selain membangkitkan semangat cinta tanah air dan menghargai perjuangan heroik para pahlawan, peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-73 ini merupakan momentum tahunan bagi pedagang bendera dan pernak perniknya. Setiap tahun di penghujung Juli-Agustus, momen ini menjadi perjalanan tahunan beberapa warga Bandung ke Pematangsiantar.
"Sudah hampir sepuluh tahun mas, setiap tahun kami dagang bendera di Pematangsiantar. Beberapa pedagang bendera dan pernak-pernik merah putih yang ada di kota ini kebanyakan dapat barangnya dari kami," ujar Omay (40) warga Bandung kepada Medanbisnisdaily, Selasa (31/07/18).
Selama mengejar berkah saat hari merdeka di Pematangsiantar, Omay dan temannya Ahmad (26) dapat menjual sedikitnya 80 kodi bendera dan pernak-perniknya. Jenis yang paling banyak terjual merupakan replika bendera untuk sepeda motor dan "ceplok" untuk hiasan interior Mobil.
"Jenis termurah itu untuk sepeda motor harganya Rp 5000. Untuk ceplok dalam mobil Rp 10.000, bendera standart Rp 150.000 dan untuk hiasan background antara Rp 200.000 sampai Rp 300.000," urai Omay.
Sepekan membuka lapak di depan GOR Pematangsiantar, menurut dia, penjualan masih sepi. Seperti tahun sebelumnya, biasanya permintaan meningkat dua minggu sebelum 17 Agustus. Berdagang merah putih dan pernak-perniknya juga memiliki kendala tersendiri. Selain masalah bahan baku yang memengaruhi harga, bendera dan pernak-perniknya yang tahan lama menjadi kendala.
"Kalau bahannya kita buat yang berkualitas tentu harga jadi tambah, pembeli berkurang. Ini saja sudah tahan lama dan bagi yang telaten menyimpan bisa dipakai tahun depan," keluh Omay.
Menanggapi keluhan itu, Medanbisnisdaily.com menyarankan agar di semua pernak pernik selain bendera, turut dicetak tahun penjualannya.
"Wah sepuluh tahun jualan beginian, belum pernah terpikir mas. Tahun depan kami coba mas, sepertinya cocok ya agar tidak bisa dipakai lagi untuk tahun berikutnya," ujar Ahmad penuh semangat.
Kendala mengejar berkah saat hari merdeka ternyata bukan itu saja. Seorang penjual barang yang sama di Jalan Asahan, bermarga Sinaga, mengaku mereka dikenakan kutipan oleh oknum aparatur dari Pemko Pematangsiantar.
"Kami bayar juga jualan di sini. Padahal sudah beberapa hari ini, pembeli masih sepi. Soal berapa besar kutipan itu, toke yang tahu. Kami hanya pekerja di sini," ungkap Sinaga.
Para pengejar berkah saat hari merdeka itu ternyata belum sepenuhnya merdeka.