Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi 5 arahan di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) dalam rangka meningkatkan devisa. Hal tersebut sesuai hasil rapat terbatas (ratas) yang digelar pada Selasa (14/8) .
Arahan itu, pertama, meminta agar Pertamina membeli seluruh lifting minyak bumi yang diproduksi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (Biro KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, Kementerian ESDM akan segera memfasilitasi regulasinya.
"Hasil ratas minta supaya lifting minyak di KKKS dibeli seluruhnya oleh Pertamina. Ini akan bisa mengurangi impor kita. Ini akan difasilitasi regulasinya dan berlaku secepatnya," kata Agung dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (15/8).
Kedua, Agung mengatakan, Presiden akan menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) terkait kewajiban pencampuran biodiesel dalam BBM (B20) dan berlaku mulai 1 September 2018. Perpres ini akan berlaku baik untuk BBM public service obligation (PSO) maupun non-PSO.
"Besok Pak Presiden tanda tangan Perpres B20 yang berlaku mulai 1 September, baik PSO maupun non-PSO. Negara bisa menghemat US$ 2 miliar untuk tahun ini. Tahun depan akan menghemat US$ 4 miliar," kata Agung.
Ketiga, pemerintah akan meningkatkan ekspor batu bara. Dia bilang, pemerintah membuka tambahan ekspor batu bara sebesar 100 juta ton. Dari 100 juta ton tersebut, Menteri ESDM Ignasius Jonan telah menandatangani persetujuan tambahan awal sebesar 25 juta ton.
"Dari 100 juta ton rencana tambahan produksi batu bara, saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang mengajukan penambahan produksi total 25 juta ton, dan telah disetujui. Dengan ini diharapkan negara bisa mendapatkan tambahan devisa US$ 1,5 miliar dan uangnya segera bisa masuk ke negara. Persetujuan sudah ditandatangan Menteri ESDM. Harga batu bara saat ini baik untuk meningkatkan devisa," jelas Agung.
Keempat, mendorong penggunaan TKDN atau produk dalam negeri untuk industri hulu migas dan proyek kelistrikan.
Kelima, digitalisasi nozzle untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Tertentu (Solar) dan BBM Khusus Penugasan (Premium).
"Untuk nozzle akan segera dibuatkan nozzle real time. Hal itu untuk mengurangi penyalahgunaan BBM dan mengawasi konsumsi Premium hingga ke masyarakat," ujar Agung.
Sebagai tambahan, Kementerian ESDM melalui Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk akan memasang nozzle digital pada 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Dengan kelima program tersebut di atas, Kementerian ESDM diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan devisa negara dan memperkuat nilai tukar rupiah," tutupnya. (dtf)