Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Rio de Janeiro. Jumlah korban jiwa akibat jebolnya bendungan di Brasil telah bertambah menjadi 134 orang. Sebanyak 199 orang lainnya belum ditemukan.
Mereka yang hilang usai musibah yang terjadi pada 25 Januari itu, dianggap telah meninggal. Namun jasad mereka yang berada di bawah timbunan limbah tambang berlumpur yang dilepaskan ketika bendungan pecah, belum juga ditemukan.
Bendungan yang jebol itu milik raksasa pertambangan Brasil, Vale. Bendungan tersebut berada di dekat kota Brumadinho, Brasil tenggara. Nyaris seluruh korban adalah para pekerja di tambang tersebut.
Juru bicara dinas pemadam kebakaran mengatakan bahwa kemungkinan tidak semua jasad akan berhasil ditemukan.
"Setelah beberapa saat, karena penguraian jenazah, menjadi tidak mungkin untuk menemukan jasad-jasad. Tetapi hingga saat itu tiba, bahkan jika kami harus tinggal empat, lima atau enam bulan, kantor pemadam kebakaran akan bekerja tanpa henti," kata juru bicara tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (5/2/2019).
Jebolnya bendungan milik Vale itu memicu luapan lumpur yang menimbun kantin tempat para karyawan tambang makan sekaligus mengepung rumah-rumah warga, kendaraan dan jalanan setempat. Usai insiden, akses menuju kawasan itu sulit dijangkau. Bahkan regu-regu penyelamatan harus menggunakan helikopter dan alat-alat berat.
Vale merupakan salah satu perusahaan tambang bijih besi terbesar dunia. Vale telah menyatakan pihaknya 'bekerja secara penuh' dengan otoritas setempat. Dalam pernyataannya, Vale menyebut pihaknya melakukan upaya-upaya untuk memberikan dukungan 'tanpa syarat' untuk keluarga korban tewas dan korban hilang.
Musibah ini terjadi tiga tahun setelah musibah serupa terjadi di sebuah tambang lainnya di wilayah yang sama. Dalam insiden yang terjadi pada 2015 di dekat kota Mariana itu, 19 orang tewas.(dtc)