Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha menyebut teror bom di Sibolga Sumatera Utara yang terjadi menjelang Pemilu 2019 merupakan gejala baru dalam kasus terorisme di Indonesia. Tertangkapnya beberapa teroris di Sibolga dan bom bunuh diri yang dilakukan istri terduga teroris ini diharapkan tidak memberikan ancaman yang berarti pada Pemilu yang akan berlangsung sekitar satu bulan lagi.
Ia pun meminta jajaran keamanan baik TNI maupun Polri untuk menjaga suasana damai tetap kondusif.
"Kemunculan aksi teror menjelang pilpres dan pileg merupakan gejala baru yang mesti dituntaskan oleh jajaran Polri dan TNI. Bagaimana pun juga suasana aman dan damai harus terus ditingkatkan agar proses Pemilu bisa berjalan lancar," kata Syaifullah dalam keterangan tertulis, Rabu (13/3/2019).
Syaifullah menambahkan bahwa sel-sel terorisme di Indonesia masih banyak dan tersebar di sejumlah daerah. Ia yakin Badan Nasional Penanganan Terorisme (BNPT) memiliki data tentang sel-sel terorisme di Indonesia. BNPT juga perlu mencermati kenapa sel-sel ini masih ada dan memberikan ancaman.
Legislator asal Kalimantan Selatan ini berharap TNI dan Polri mencermati data terorisme tersebut dan mengambil langkah efektif untuk melakukan pemberantasan. Menurutnya penanganan teroris jangan sampai terkesan dilakukan secara perlahan dan dicicil.
"Polri dan TNI harus bisa menangkap hidup-hidup pelaku terorisme agar tuntas sampai ke jaringannya," pungkas Syaifullah.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya Tim Densus 88 Antiteror menangkap Abu Hamzah dan dua terduga teroris lainnya di Sibolga, Sumatera Utara. Sementara istri Hamzah meledakkan diri di rumahnya bersama anak mereka. dtc