Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kupang. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkap sejumlah komodo yang dicuri dan akan dijual seharga Rp 500 juta bukan berasal dari Taman Nasional (TN) Komodo, Manggarai Barat, NTT. Komodo tersebut disebut berasal dari daratan Flores utara.
"Dari penampakan morfologi fisiknya itu (komodo-komodo yang diselundupkan) bukan dari Taman Nasional Komodo tapi dari daratan Flores utara, kondisinya lebih kecil dan lebih colorful (berwarna-warni)," kata Dirjen KSDAE KLHK, Wiratno, di Jakarta, yang dilansir Antara, Kamis (28/3/2019).
Untuk memastikan asal komodo yang diselundupkan itu, Wiratno mengatakan saat ini Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sedang melakukan tes DNA terhadap komodo-komodo itu.
"Ini sedang kita tes DNA-nya di Eijkman untuk melihat karena peta genetika peta DNA komodo ini sudah dimiliki oleh LIPI nanti kita cek petanya dengan pakar," ujarnya.
Dia berharap hasil uji DNA komodo-komodo yang diperjualbelikan itu dapat segera diperoleh dalam waktu dekat. Menurut dia, komodo-komodo yang ditangkap di luar taman nasional itu jauh lebih lebih berwarna-warni ketimbang yang ada di TN Komodo.
Sebelumnya Kepolisian Daerah Jawa Timur mengungkap penjualan 41 komodo ke luar negeri dengan harga Rp 500 juta per ekor oleh jaringan penjahat, yang sudah tujuh kali melakukan aksi semacam itu sejak 2016 sampai 2019.
Pemprov NTT menganggap aksi pencurian ini terjadi karena pengawasan TN Komodo terlalu jauh. Pengawasan TN Komodo berada di tangan pemerintah pusat.
"Kasus pencurian bayi Komodo adalah salah satu kasus yang membuktikan bahwa BTNK lemah dalam pengawasan di kawasan TNK," kata Karo Humas Pemprov NTT Marius A Jelamu kepada wartawan di Kupang.
Aksi pencurian ini juga membuat Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat geram. Gubernur mengaku miris mendengar hewan purba tersebut dijual belikan di pasar gelap.
"Kita serahkan ke pihak kepolisian saja untuk menangani hal itu. Siapapun pelakunya dalang dibalik itu harus segera ditangkap," ujar Viktor terpisah.(dtc)