Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kondisi perekonomian Indonesia menjadi pembahasan hangat dalam diskusi ekonomi yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI), Kamis, (11/4/2019).
Direktur Program INDEF Berly Martawardaya dalam diskusi tersebut memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mendapat ancaman baru yakni bisa tersusul oleh Vietnam.
"Yang cukup mengkhawatirkan itu Vietnam dan Filipina itu pendapatan domestik bruto (PDB) nya lebih rendah daripada kita. Tapi pertumbuhan PDBnya cukup tinggi. Jika ini diteruskan, perekonomian Indonesia dapat tersusul oleh Vietnam," jelas Berly dalam kesempatan tersebut.
Menurut Berly, penyebab utama masalah ini adalah ekspor. Realitanya, ekspor Indonesia yang masih mengandalkan bahan mentah, seperti bahan tambang, kelapa sawit, dan karet.
Menurutnya, kebiasaan RI mengekspor bahan mentah harus diubah karena sangat mudah dipengaruhi oleh naik turunnya harga komoditas di tingkat global.
"Ekspor kita sebagian masih bahan tambang, sawit, karet yang harganya masih bergantung dengan global. Jadi kalau harganya menurun, kita juga ikut turun. Kurang sehat. Kita perlu yang stabil," tuturnya.
Bila kinerja ekspor ini tak cepat diubah, bukan tidak mungkin ancaman ekonomi RI disusul oleh negara lain bisa benar-benar terjadi mengingat ekspor merupakan salah satu resep manjur dalam memajukan perekonomian. Selain itu, ekspor juga menjadi penyokong untuk Indonesia keluar dari middle income trap.
Middle income trap adalah kondisi di mana sebagian besar penduduk di satu negara terjebak pada level penghasilan kelas menengah dan tak bisa naik kelas.(dtf)