Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Banyak orang menyebutnya "merica batak", Andaliman memiliki aroma menyerupai citrus yang kuat sehingga cukup populer sebagai bumbu masak. Andaliman biasa dijual dalam bentuk utuh maupun bubuk yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dan di tangan seorang pelaku UKM di Sumatra Utara, Koad Chamdi, ternyata andaliman yang diolah dalam bentuk sambal bukan hanya bisa menjelajah seantero negeri, tapi kini sudah merambah pasar Taiwan.
Koad mengaku, dia sudah menggeluti bisnis kuliner dalam 9 tahun terakhir dan pada 2 tahun terakhir fokus dengan sambal Andaliman. Ia mendapat permintaan dari berbagai daerah di Indonesia hingga Papua.
"Bahkan, belakangan ini permintaan juga datang dari Taiwan. Permintaaan itu lebih karena tingginya konsumsi dari warga Indonesia yang bekerja di sana," katanya, Rabu (1/5/2019).
Menurutnya, sambal banyak di Indonesia dan banyak ragamnya terutama dari Jawa. Namun, sambal andaliman memiliki cita rasa yang sangat berbeda sehingga banyak yang ingin mencoba.
Koad menyebutkan, ide mengembangkan andaliman sebagai salah satu bahan bisnis kuliner didapatnya saat berkeliling Sumatra Utara. Tanaman Andaliman sengaja dipilihnya setelah pada salah satu perjalanannya ke daerah Tobasa, dia mendapatkan adanya citarasa yang unik pada sambal yang menggunakan andaliman sebagai salah satu bahan pembuatannya.
"Di sana itu dulu pembuatannya sangat sederhana. Dan akhirnya saya pelajari, kemudian saya kembangkan. Ternyata diterima pasar," katanya.
Namun, kata Koad, saat ini yang menjadi kendala baginya untuk mengembangkan pasar ke luar negeri adalah aturan yang sangat ketat. Salah satu syarat yang wajib untuk dipenuhi adalah sertifikat organik agar sambal miliknya bisa lolos aturan ekspor di luar negeri. Terlebih lagi, pengurusan sertifikat organik ini sangat mahal. Karena untuk 1 jenis saja itu biaya hampir Rp 100 juta.
"Kalau sambal saya komponennya 9 macam semua harus dilengkapi sertifikat organik. Itu artinya biaya yang harus saya keluarkan juga besar," katanya.
Kondisi ini membuatnya sedikit mengurungkan niat untuk fokus pada pengiriman ke luar negeri. Untuk saat ini, pasar dalam negeri menjadi incarannya karena masih sangat menjanjikan. Begitupun, dia juga sedang fokus untuk meningkatkan kualitas produknya terutama dari sisi kemasan.