Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Produksi karet Sumatera Utara (Sumut) mencapai 547.300,83 ton dengan luas lahan berkisar 585.749,21 hektare. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumut, produksi karet tertinggi dihasilkan oleh perkebunan rakyat sebanyak 311.076,66 ton dengan luas lahan 393.189,02 hektare. Capaian tersebut sekitar 56,83 dari total produksi Sumut.
Sementara itu, produksi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebanyak 36.961,93 ton dengan lahan seluas 34.916,89 hektare. Kemudian Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) menghasilkan karet sebanyak 124.135,34 ton dari lahan seluas 103.499,93 hektare dan Perkebunan Besar Swasta Asing (PBSA) sebanyak 75.127,40 ton dengan lahan seluas 54.143,37 hektare.
Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Herawati, mengatakan, selain sawit, kopi, Kakao, kelapa dan aren, karet menjadi komoditi unggulan di Sumut dan langganan ekspor. "Itu sebabnya banyak petani maupun investor menggelutinya. Kami pun terus berupaya untuk menggenjot produksi agar bisa memenuhi permintaan ekspor dan domestik," katanya, Rabu (22/5/2019).
Upaya yang dilakukan untuk menggenjot produksi karet melalui intensifikasi di daerah penghasil karet. Itu memang menjadi salah satu cara agar produksinya bisa meningkat. Karena dengan intensifikasi, jumlah panen getah akan lebih tinggi, waktu panen getah lebih awal dan masa panen puncak lebih lama. Selain itu, usia produksi karet lebih lama. Dengan begitu, akan ada jaminan produksinya meningkat tanpa merugikan petani.
Tanaman karet di Sumut yang perlu intensifikasi memang cukup luas. Lokasinya berada di sentra karet seperti Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Deli Serdang dan sejumlah daerah lain di Sumut.
Selain intensifikasi, untuk menggenjot produksi, juga ada bantuan sekolah lapang pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) karet.