Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan sejumlah pesan saat meluncurkan uji jalan biodiesel 30% atau B30. Khusus untuk pengusaha yakni tergabung dalam Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) agar secara konsisten menyediakan fatty acid methyl ester (FAME).
FAME sendiri merupakan unsur dari sawit yang digunakan sebagai bahan campuran B30.
"Ini mesti konsisten, jangan nanti harga minyak kelapa sawit internasional naik terus FAME-nya hilang, mentalitasnya tidak boleh hit and run," kata Jonan di Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (13/6/2019).
Jonan bilang, jika pasokan tak stabil, dirinya akan melapor ke Presiden agar dibuat regulasi khusus untuk mengatur pasokan domestik. Hal ini sebagaimana terjadi di batu bara yang dikenal dengan domestic market obligation (DMO).
"Kalau mentalitasnya hit and run, saya terus terang saja ini, kalau mentalitasnya hit and run, saya akan lapor Presiden untuk dibikinkan peraturan DMO seperti batu bara," ungkapnya.
Lebih lanjut, Jonan menjelaskan, dalam penerapan bahan bakar campuran ini pemerintah memiliki kepentingan untuk menjaga neraca perdagangan. Terutama, untuk mengurangi impor minyak, baik minyak mentah maupun produk.
Sejalan dengan itu, dia bilang, pemerintah saat ini mendorong pembangunan infrastruktur darat berbasis jalan seperti tol. Hal ini memiliki kosekuensi yakni peningkatan konsumsi bahan bakar.
Maka dari itu, penggunaan B30 mesti didorong untuk mengurangi impor.
"Sekarang minyak, crude terutama dan sebagian produk itu sehari mungkin kira-kira setengah juta barel plus minus. Kalau ini dibiarkan, sebelum 2025 impornya bisa sampai 1 juta. Naik dua kalilipat dalam kurun waktu 6 tahun ke depan. Tujuannya, maka kita menggunakan FAME supaya balance of trade tidak terlalu defisit untuk impor bahan bakar," tutupnya.(dtf)