Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Potensi naiknya produksi batu bara tahun ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha karena bisa menjadi sentimen negatif yang menekan harga.
Harga Acuan Batubara (HBA) periode Agustus 2019 tercatat senilai US$72,67/ton. Meskipun mengalami penguatan tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di level US$71,92/ton, level tersebut masih jauh di bawah kisaran harga pada tahun lalu.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBI) Hendra Sinadia mengatakan dengan permintaan pasar global yang masih rendah terhadap batu bara, harga bisa terkoreksi.
"Pengaruhnya bisa banyak faktor, bisa saja terjadi gangguan terhadap supply, sehingga berdampak pada harga. Atau misalnya seperti Cina tiba-tiba membatasi impor dari Australia di awal tahun," katanya, Selasa (27/8/2019).
Hingga saat ini, Cina masih menjadi tujuan ekspor batu bara terbesar Indonesia yang persentasenya mencapai 25%, menyusul India sekitar 23%, dan sisanya negara-negara Asia Timur.
"Kebanyakan sudah punya pasar, bahkan ada beberapa juga yang menggenjot ekspor ke Cina sebelum mereka, takutnya, membatasi impor," katanya.
Di sisi lain, pasar domestik belum bisa mengakomodasi kewajiban pasokan batu bara dalam negeri (domestic market obligation/DMO) sebesar 25% yang diwajibkan kepada setiap produsen.(bisnis.com)