Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memanggil Plt Direktur Utama Sripeni Inten Cahyani siang tadi. Luhut memanggil Bos PLN untuk pengembangan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).
Luhut bilang, PLN, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan Grab akan mengembangkan SPLU.
"Tadi itu kita mensinergikan, mengenai mobil listrik. Jadi kan itu ada BPPT, ada PLN, ada Grab. Tapi besok mereka mau ikut rapat di bawah Pak Ridwan untuk menyiapkan," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Luhut bilang, SPLU nantinya buatan Indonesia. Grab sendiri akan investasi karena mendapat modal dari Softbank.
"Nah intinya kita mau charging station itu buatan Indonesia. Dan kebetulan BPPT sudah buat, dan standarnya kita coba koneksikan supaya memenuhi standar internasional. Itu terus PLN juga setuju," ujarnya.
"Investasi kan si Masayoshi Son (CEO Softbank). Ini semua sekarang bicara teknis sudah. Supaya kita harap tahun depan sudah mulai jalan," jelasnya.
Meski begitu, Luhut belum bisa memaparkan berapa banyak SPLU dan investasi yang dikucurkan untuk pembangunan SPLU. Yang pasti, Luhut menuturkan, SPLU buatan dalam negeri ini akan lebih murah.
"Jadi mereka sekarang membuat desain bersama-sama untuk kereta roda dua (motor), mobil biasa dan mobil besar, bus maksudnya. Nah itu dibuat, sekarang di mana mana charging station mau dibuat. Itu dihitung lah mapping-nya sedang dilakukan. Nah tadi semua sepakat pakai buatan Indonesia karena cost-nya jauh lebih murah. Tentu saya kira kalau yang dibuat BPPT itu Rp 1,7 miliar, kalau yang dari luar mungkin Rp 13 miliar per satu unit," jelas Luhut. dtc